Permintaan China Menguat, Harga Minyak Dunia Langsung Melesat

Senin, 24 Oktober 2022 | 07:34 WIB
Permintaan China Menguat, Harga Minyak Dunia Langsung Melesat
Ilustrasi harga minyak. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia menguat pada perdagangan akhir pekan lalu, karena harapan permintaan China yang lebih kuat dan melemahnya dolar AS.

Sentimen tersebut mengalahkan kekhawatiran tentang penurunan ekonomi global serta dampak kenaikan suku bunga pada penggunaan bahan bakar.

Untuk melawan inflasi, Federal Reserve AS sedang mencoba untuk memperlambat ekonomi dan akan terus menaikkan target suku bunga jangka pendeknya.

Demikian pernyataan Presiden Federal Reserve Bank of Philadelphia Patrick Harker pada hari Kamis dalam komentar yang membebani minyak.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melorot, WTI Anjlok ke Level USD82/Barel

Tetapi minyak mentah mendapatkan dukungan dari larangan Uni Eropa yang membayangi minyak Rusia, serta pengurangan produksi 2 juta barel per hari baru-baru ini yang disepakati oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC +.

Mengutip CNBC, Senin (24/10/2022), minyak mentah Brent ditutup naik 1,21 persen ke harga USD93,50 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 54 sen menjadi USD85,05. Volume perdagangan kontrak untuk kedua tolok ukur harga minyak global tersebut sekitar setengah dari volume sesi sebelumnya.

"Para trader meningkatkan posisi menjelang akhir pekan setelah kontrak WTI yang berakhir pada November meningkatkan volatilitas," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.

Dia menambahkan bahwa ayunan dolar AS yang biasanya bergerak terbalik dengan harga minyak, mengantarkan perdagangan minyak menjadi berombak.

Brent, yang mendekati level tertinggi sepanjang masa di USD147 pada bulan Maret, berada di jalur untuk kenaikan mingguan sebesar 0,8 persen. Sementara minyak mentah WTI AS menuju kerugian sekitar 1,5 persen. Kedua tolok ukur tersebut turun pada minggu sebelumnya.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Diprediksi Capai 90 Dolar AS Pada 2023, Berpotensi Makin Tak Stabil

Mengenai pemotongan produksi OPEC +, yang dikritik oleh Amerika Serikat, menteri energi Arab Saudi mengatakan kelompok produsen melakukan pekerjaan yang tepat untuk memastikan pasar minyak yang stabil dan berkelanjutan.

Minyak naik pada hari Kamis setelah Bloomberg News melaporkan bahwa Beijing sedang mempertimbangkan untuk memotong periode karantina bagi wisatawan menjadi tujuh hari dari 10 hari. Belum ada konfirmasi resmi dari Beijing.

China, importir minyak mentah terbesar di dunia, telah menerapkan pembatasan ketat COVID-19 tahun ini, sangat membebani aktivitas bisnis dan ekonomi serta mengurangi permintaan bahan bakar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI