Google Dijatuhi Denda Rp 2,6 Triliun Karena Kebijakan Aplikasi Bawaan

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 21 Oktober 2022 | 18:32 WIB
Google Dijatuhi Denda Rp 2,6 Triliun Karena Kebijakan Aplikasi Bawaan
Ilustrasi Kantor Google. [Cristina Aldehuela/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan raksasa teknologi, Google didenda oleh Komisi Persaingan Usaha India (CCI) sebesar US$161,9 juta (sekitar Rp 2,6 triliun) lantaran dianggap bersalah karena menyalahgunakan platform Android.

Reuters melaporkan, Google dituduh mengambil keuntungan sepihak karena 'memaksa' para pengguna untuk menginstal aplikasi Google sebagai bagian dari perjanjian.

"Pasar harus diizinkan untuk bersaing berdasarkan keunggulan dan tanggung jawab ada pada pemain dominan (dalam kasus ini, Google) bahwa perilakunya tidak memengaruhi kompetisi ini berdasarkan keunggulan," tulis CCI dalam pernyataan resmi mereka.

CCI mengatur perusahaan untuk mengekang pasar dan memberi keleluasaan masyarakat untuk melakukan modifikasi tanpa bergantung pada Google.

Baca Juga: Google Umumkan Android 13 Go Edition Bawa Material You ke Smartphone Kelas Bawah

Selain itu, CCI juga menganggap Google sengaja menggunakan kekuasaan mereka untuk menekan pesaing mereka dalam bisnis mesin pencari, browser dan lain-lain.

Ilustrasi aplikasi bawaan Android. [Solen Feyissa/Unsplash]
Ilustrasi aplikasi bawaan Android. [Solen Feyissa/Unsplash]

Pihak terkait melakukan penyelidikan sejak 2019 lalu usai adanya keluhan dari dua peneliti anti monopoli India dan seorang mahasiswa kampus hukum.

Kasus ini sejatinya mirip dengan yang pernah dihadapi Google di Eropa dimana regulator benua itu menjatuhkan hukumman denda US$5 miliar kepada Google karena memaksa konsumen menginstal aplikasi besutan Google di Android.

CCI pada Kamis (20/10/2022) lalu sudah meminta Google untuk tidak membatasi pengguna ponsel cerdas dari mencopot pemasangan aplikasi pra-instalnya seperti Google Maps dan Gmail.

Mereka juga meminta Google untuk mengizinkan pengguna memilih mesin pencari pilihan mereka untuk semua layanan yang relevan saat menyiapkan telepon untuk pertama kalinya.

Baca Juga: Stereotip Baterai iPhone Boros, Apakah Masih Relevan? Simak Penjelasannya

Sebagaimana diketahui, Google memang membuat para pengguna smartphone Android tidak bisa menghapus aplikasi buatan Google seperti Chrome atau Youtube.

Meski tersedia opsi Android Open Source Project (AOSP) yang menawarkan fleksibilitas lebih baik, namun pengguna tidak lagi bisa mengakses Play Store saat dalam mode AOSP.

Hingga kini, Google belum memberikan tanggapan apapun dan memilih bungkam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI