Suara.com - Meski dengan ancaman resesi, bos PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja mengaku tetap optimis dengan kondisi ekonomi Indonesia.
Ia mengaku optimis kinerja perusahaan catat kinerja positif. Tahun ini, ia melanjutkan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata akan meningkat.
"Kita optimis tahun ini bisa yoy 12,6%. Pada dasarnya konsumsi akan selalu dibutuhkan. 256 juta masyarakat Indonesia butuh makan dan fashion. Diharapkan wisatawan bisa datang, tidak hanya wisatawan Indonesia. China bisa tahun depan, sehingga betul-betul wisata, bali lombok toraja, toba bisa seperti normal," ungkap Jahja saat papran kinerja BCA kuartal III, Kamis (20/10/2022).
Namun hal itu tentu jika kasus COVID-19 dipastikan tidak kembali naik dan faktor pendorong pelemahan ekonomi lain tidak terjadi.
Baca Juga: BPP Hipmi: Isu Resesi 2023 Jangan Dibuat Menakutkan dan Membangun Pesimisme
Sebagai informasi, emiten berkode BBCA berhasil cetak laba bersih senilai Rp29,0 triliun sampai September 2022 atau tumbuh 24,8 persen secara tahunan.
“Kenaikan laba bersih BCA didukung oleh berbagai pencapaian positif,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.
Capaian positif BCA terdiri atas total kredit yang tumbuh 12,6 persen secara tahunan per September 2022.
Dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh 15,1 persen year on year mencapai Rp830,4 triliun ditopang oleh tingginya frekuensi transaksi dan peningkatan basis nasabah, sehingga berkontribusi hingga 81 persen dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
Pertumbuhan CASA menjadi penopang utama kenaikan total DPK sebesar 11 persen secara tahunan menjadi Rp1.026 triliun, sehingga total aset BCA turut naik 10,2 persen secara tahunan menjadi Rp1.289 triliun.
Baca Juga: 4 Resesi Global dalam 70 Tahun Berakhir Buruk, Bagaimana Dengan Tahun 2023?
“Solidnya pendanaan CASA sejalan dengan peningkatan transaksi perbankan. Pada sembilan bulan pertama tahun 2022, total volume transaksi naik 39,5 persen mencapai 17,4 miliar transaksi," terang Jahja.
Bersama pertumbuhan kredit dan likuiditas, BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama sembilan bulan pertama tahun 2022, yakni naik 9,3 persen secara tahunan menjadi Rp46,1 triliun.
Pendapatan selain bunga tumbuh 7,8 persen (yoy) menjadi Rp16,7 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,2 persen (yoy).
Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp62,8 triliun atau naik 8,9 persen (yoy). “Sementara itu, biaya provisi tercatat turun Rp3,7 triliun dibandingkan tahun lalu,” imbuh Jahja.