Suara.com - Puluhan nelayan di Kampung Nelayan Tanjung Laut tidak sanggup membeli mesin perahu sendiri sehingga mereka menyewa ke pihak lain.
Padahal keberadaan mesin perahu sangat penting untuk menunjang kemandirian ekonomi mereka.
Masalah itu disampaikan ketua nelayan Sakijan ketika Presiden Joko Widodo mengunjungi kampung mereka di Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, dan mengajak berdialog.
"Keluhan kawan-kawan (nelayan), mohon kiranya Bapak dapat menyentuh hati nelayan dengan bantuan berupa mesin. Karena mesin itu banyak yang punya orang, hanya bawa-bawa," kata Sakijan, hari ini.
Baca Juga: Iriana Jokowi Buka Program PKW Tekun Tenun Indonesia 2022
Jokowi menerima aspirasi mereka dan menanyakan sejumlah hal.
Di Kabupaten Bangka Barat, Jokowi juga mengunjungi Pelabuhan Tanjung Ular yang baru selesai dibangun dan berharap kehadiran pelabuhan ini dapat meningkatkan perekonomian.
"Kita harapkan dengan Pelabuhan Tanjung Ular ini memberi mobilitas barang, utamanya CPO (minyak sawit mentah), utamanya timah bisa melalui Pelabuhan Tanjung Ular ini sehingga ada daya saing yang baik bagi produk-produk, baik yang berasal dari Kabupaten Bangka Barat maupun Provinsi Bangka Belitung," kata Jokowi.
Pelabuhan Tanjung Ular nanti akan dikelola untuk sementara oleh Kementerian Perhubungan, selanjutnya diserahkan kepada pemerintah daerah.
"Di awal manajemen oleh Kementerian Perhubungan, kemudian nanti pemda dampingi. Apabila dirasa sudah siap, kementerian mundur, diambil alih oleh pemerintah daerah. Saya kira memang yang baik di semua pelabuhan seperti itu karena ini memang pelabuhan pengumpan," kata Jokowi.
Baca Juga: Tinjau Pelabuhan Tanjung Ular, Jokowi: Kita Harapkan Bisa Tingkatkan Mobilitas Barang dan Daya Saing
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, Pelabuhan Tanjung Ular dibangun selama kurang lebih dua tahun dari 11 Desember 2020.
Pelabuhan Tanjung Ular hanya melayani kegiatan bongkar muat barang (kargo umum dan CPO) dan tidak ada aktivitas kapal penumpang.
Pelabuhan yang memiliki dermaga seluas 80 x 10 meter tersebut diproyeksikan bisa melayani aktivitas bongkar sebanyak 22.384 ton pada tahun 2023 dan 39.976 ton pada tahun 2040, serta aktivitas muat sebanyak 11.867 ton pada tahun 2023 dan 28.647 ton pada tahun 2040. [rangkuman laporan Suara.com]