BPP Hipmi: Isu Resesi 2023 Jangan Dibuat Menakutkan dan Membangun Pesimisme

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 20 Oktober 2022 | 14:52 WIB
BPP Hipmi: Isu Resesi 2023 Jangan Dibuat Menakutkan dan Membangun Pesimisme
Plt BPP Hipmi Eka Sastra
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Plt Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Eka Sastra memprediksi, Indonesia tidak akan terkeda dampak krisis global 2023 berkat fundamental ekonomi yang cukup kuat.

"Banyak pihak dari berbagai influencer 2023 resesi dan ekonomi gelap. Jangan sampai isu ini menakutkan kita dan membangun pesimisme, kita sebagai pengusaha muda perlu bangun optimisme," kata dia, Kamis (20/10/2022).

Menurut dia, Indonesia masih jauh dari jurang resesi pada 2023 lantaran laju inflasi yang masih terjaga di kisaran plus minus lima persen. Selain itu juga capaian pertumbuhan ekonomi yang pulih pesat di atas lima persen.

Sementara, menurut dia, kinerja perdagangan juga masih terpantau cukup ekspansif yang dilihat dari masih banyaknya pengusaha yang melakukan ekspor.

Baca Juga: IMF Sebut Indonesia Titik Terang di Tengah Kesuraman Ekonomi Dunia

"Kondisi pertumbuhan Indonesia dan roadmap dari pemerintah sudah sangat baik. Kita jaga, kita bangun optimisme dan konsolidasikan kekuatan UMKM, dan membantu pemerintah dalam realisasi investasi di Indonesia untuk menggerakkan perekonomian nasional," kata dia.

Resesi global, kata dia, tidak akan berdampak langsung secara ekstrem ke Indonesia. Hal itu karena Indonesia tidak bergantung pada komoditas yang berasal dari negara yang sedang berperang, yaitu Rusia dan Ukraina.

Menurut dia, dampak resesi global itu akan dirasakan secara langsung oleh negara-negara di Eropa dan sekitarnya karena negara-negara tersebut memiliki ketergantungan pasokan komoditas, terutama gandum dan gas.

"Kita memiliki daya tahan yang cukup. Karena dalam tiga tahun terakhir juga kita tidak melakukan impor beras. Indonesia relatif juga tidak mengimpor jagung dan bahkan kita mengalami surplus jagung. Ini jadi kekuatan kita bersama," ungkapnya.

Di sisi lain, capaian realisasi investasi di Indonesia juga terus tumbuh di 2022. Investasi yang masuk ke Indonesia merupakan bukti kepercayaan global terhadap ketahanan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Cahaya Indonesia Ditengah 'Badai' Perekonomian Dunia

"Realisasi investasi sepanjang April-Juni (triwulan II) 2022 mencapai Rp302,2 triliun atau tumbuh 35,5 persen, ini artinya industri percaya kalau Indonesia adalah negara yang aman dan kuat ekonominya, jadi kita sebaiknya jangan khawatir melainkan terus berupaya menggerakkan ekonomi kita," pungkas Eka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI