Smelter Baru PT Timah Tbk Selesai November, Jokowi Pertimbangkan Berhenti Ekspor Bahan Mentah

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 20 Oktober 2022 | 12:28 WIB
Smelter Baru PT Timah Tbk Selesai November, Jokowi Pertimbangkan Berhenti Ekspor Bahan Mentah
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau proyek smelter yang dikerjakan oleh PT Timah Tbk di Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (20/10/2022). (tangkap layar/YouTube Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembangunan smelter baru milik PT Timah, diklaim Presiden Joko widodo sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam melakukan hilirisasi.

"Hari ini saya melihat smelter baru yang dimiliki oleh PT Timah. Ini menunjukkan keseriusan kita dalam rangka hilirilisasi timah. Nikel sudah, timah, bauksit," kata Presiden Jokowi di smelter Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt PT Timah Tbk yang berlokasi di Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung pada Kamis (20/10/2022).

Rencananya, smelter  atau pabrik pengolahan dan pemurnian bijih tambang milik PT Timah Tbk tersebut selesai dibangun bulan November tahun ini.

"Ini semuanya akan saya ikuti dan ini nanti akan selesai November, yang kita harapkan pergerakan hilirisasi di timah akan segera mengikuti seperti yang kita lakukan di nikel. Tetapi kita belum berhitung kapan akan kita setop untuk ekspor bahan mentah timah," kata Jokowi, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Polri Kebut Tuntaskan Rekomendasi TGIPF Soal Tragedi Kanjuruhan

Meski demikian, Jokowi mengatakan, pemerintah masih menghitung kapan akan benar-benar menghentikan ekspor bahan mentah, termasuk timah.

"Perlu kita hitung semuanya sehingga nanti semuanya berjalan dengan baik, tidak ada yang dirugikan, tetapi bahwa sekali lagi hilirisasi bahan-bahan tambang itu memang harus kita hentikan dan semuanya masuk ke industrial downstreaming semuanya masuk ke hilirisasi karena nilai tambahnya ada di situ, added value-nya ada di situ," kata Presiden Jokowi.

Jokowi berharap, peningkatan nilai tambah itu juga dapat membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya.

"(Kapan dihentikan ekspor bahan mentah) baru dihitung, akan kita setop. Kapan? baru kita hitung. Nanti kalau sudah hitungannya matang, ketemu kalkulasinya akan saya umumkan setop misalnya tahun depan atau setop tahun ini bisa terjadi. Saya kira kesiapan-kesiapan dari smelter baik nilai BUMN maupun nilai swasta harus kita kalkulasi semuanya," ungkap Presiden Jokowi.

Proyek smelter Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt PT Timah Tbk sudah dimulai sejak 2019 dengan kemajuan sekitar 97,33 persen. Smelter tersebut ditargetkan dapat meleburkan konsentrat biji timah dengan kadar 40 persen (low grade). Proses peleburan tersebut lebih cepat dengan efisiensi 25-34 persen dibandingkan smelter saat ini.

Baca Juga: Tekankan Jajaran soal Arahan dari Presiden Jokowi, Listyo Sigit: Kalau Tidak Bisa, Silahkan Keluar!

Selain lebih efisien, smelter ini diharapkan dapat menghasilkan timah kadar yang lebih rendah dibandingkan timah aluvial yang ada saat ini sehingga dapat memperkuat eksplorasi di tambang primer.

Biaya pembangunan smelter tersebut mencapai sekitar 80 juta dolar AS atau setara Rp1,2 triliun dengan kapasitas 40 ribu ton crude tin per tahun.

Produksi bijih timah PT Timah pada semester I 2022 tercatat sebanyak 9.901 Metrik Ton (MT) atau turun 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 11.457 MT.

Sedangkan produksi logam timah di periode ini juga turun sebesar 26 persen menjadi 8.805 MT  dari periode enam bulan pertama 2021 sebesar 11.915 MT. Sementara penjualan logam timah tercatat sebesar 9.942 MT atau turun sebesar 21 persen dibandingkan periode enam bulan pertama 2021 sebesar 12.523 MT.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI