Kurs Rupiah Melemah Lagi, Pejabat The Fed Kalang Kabut Hadapi Inflasi Tinggi

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 20 Oktober 2022 | 11:39 WIB
Kurs Rupiah Melemah Lagi, Pejabat The Fed  Kalang Kabut Hadapi Inflasi Tinggi
Money Changer Ayu Mas Agung di Jalan Prapatan, Kwitang, Jakarta, Rabu (27/3). Rupiah kembali ke posisi Rp11.400. [suara.com/Adrian Mahakam]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyebab kurs rupiah melemah pada Kamis (20/10/20220 pagi masih banyak dipengaruhi oleh kekhawatiran terjadinya resesi global akibat pengetatan moneter yang agresif oleh bank sentral.

Rupiah pagi ini melemah 77 poin atau 0,5 persen ke posisi Rp15.575 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.498 per dolar AS.

"Ekspektasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve (Fed) lebih banyak mendorong imbal hasil obligasi AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya pada Kamis (20/10/2022).

Imbal hasil obligasi AS meningkat signifikan saat data dan prospek perusahaan yang suram, yang menekan selera risiko investor. 

Baca Juga: Bank Dunia Soroti Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi di Indonesia: Hindari Keruntuhan Total

Imbal hasil obligasi AS saat ini berada di level tertinggi sejak krisis keuangan 2008 yaitu 4,136 persen, akibat prospek kenaikan suku bunga lebih banyak membuat investor membuang obligasi. Hal itu juga mendorong kenaikan dolar AS.

Komentar sejumlah pejabat The Fed disaat yang bersamaan membuat pasar panas. Sebelumnya, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari memperingatkan bahwa inflasi yang terlalu panas dapat memacu The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan di atas 4,75 persen, level tertinggi sejak 2007.

Komentar tersebut datang hanya beberapa hari setelah data menunjukkan inflasi AS tetap keras di dekat level tertinggi 40 tahun meskipun serangkaian kenaikan suku bunga tajam tahun ini.

Sedangkan Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic juga menekankan perlunya mengendalikan inflasi, mengutip tekanan pada pasar tenaga kerja dari kenaikan suku bunga dan harga.

Pelaku pasar mengkhawatirkan kenaikan suku bunga bank sentral untuk menahan inflasi dapat mendorong ekonomi global mengalami kontraksi.

Baca Juga: Wamenkeu Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,3 Persen Meski Tertekan Kenaikan Suku Bunga

Pada Rabu (19/10) lalu rupiah ditutup melemah 34 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp15.498 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.464 per dolar AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI