Suara.com - Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub) memberlakukan tarif pada program Buy The Service yang dikemas dengan nama Teman Bus, di 10 kota mulai 31 Oktober 2022.
Rincian tarif yang berlaku akan berbeda di setiap kota, yaitu tarif untuk Palembang Rp 4.000, Solo Rp 3.700, Denpasar Rp 4.400, Yogyakarta Rp 3.600, Medan Rp 4.300, Bandung Rp4.900, Surabaya Rp 6.200, Banjarmasin Rp 4.300, Makassar Rp 4.600 , dan Banyumas Rp 3.900.
Tarif ini akan dikenakan kepada penumpang per satu kali naik Teman Bus, sehingga jika dalam perjalanan penumpang perlu berpindah koridor atau rute, maka penumpang akan terkena tarif lagi.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Hendro Sugiatno, menjelaskan bahwa penentuan tarif ini telah diperhitungkan dengan seksama berdasarkan permintaan dan persediaan.
Baca Juga: Jadwal Perjalanan dan Rute Teman Bus Solo LENGKAP!
"Adanya perbedaan di setiap kota dikarenakan perhitungan tarif menyesuaikan biaya yang akan dikeluarkan dengan jumlah ritase, jarak tempuh serta kemampuan pendapatan masyarakat dan faktor volatil lainnya," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu (19/10/2022).
Penentuan tarif ini akan terus dievaluasi setiap tahunnya sehingga Teman Bus tetap dapat menjadi layanan yang tak hanya aman dan nyaman tapi juga terjangkau.
Metode pembayaran Teman Bus pun tetap memberlakukan cashless payment menggunakan kartu non tunai.
Adapun kartu non tunai yang dapat digunakan, yaitu E-money dari Bank Mandiri, Brizzi dari Bank BRI, Tap Cash dari Bank BNI, dan Flazz Bank BCA, penumpang bisa mendapatkan kartu non tunai di bank-bank tersebut ataupun di minimarket.
Cara pembayaran tarif Teman Bus pun masih sama seperti ketika masih gratis, dimana penumpang cukup tempelkan kartu di perangkat Tap on Bus (ToB) yang ada di dalam armada Teman Bus.
Baca Juga: Manfaatkan Layanan Biskita Trans Pakuan, Kini Lebih Mudah Pakai Aplikasi Teman Bus
“Diharapkan pemberlakuan tarif ini dapat memberikan stimulus terhadap pelayanan angkutan umum massal di kota masing-masing untuk meningkatkan kualitasnya sehingga tercipta iklim persaingan yang sehat," imbuh Hendro.