Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ekonomi Indonesia tahun 2023 optimistis, namun tetap harus waspada.
Hal itu karena tahun 2023 memiliki tantangan ekonomi yang berbeda dari tahun sebelumnya, terutama kendala dari sisi supply akibat dampak pandemi maupun karena terjadinya perang dan geopolitik, sementara dari sisi demand-nya terus bertambah sehingga meyebabkan kompleksitas.
“APBN akan terus di desain untuk bisa menjawab perubahan dari resiko dan dinamika ekonomi, baik global yang kemudian merembes ke dalam negeri kita. Ekonomi 2023 kita optimis namun kewaspadaan sangat tinggi,” kata Sri Mulyani pada acara seminar bertajuk 'Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Pembangunan Berkelanjutan,' Rabu (19/10/2022).
Selain itu, Sri Mulyani kembali menjelaskan bahwa tingkat kewaspadaan ini ditunjukkan dengan postur APBN tahun 2023 yang mengusung kebijakan defisit kembali di bawah 3% sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020, juga dengan meningkatkan fundamental ekonomi dari sisi produktivitas serta menjaga dari sisi belanja dan penerimaan negara yang harus disiplin dan efektif.
Baca Juga: BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Nasional Capai 5,2 Persen Tahun Ini
“Untuk belanja berdasarkan Kementerian/Lembaga maupun belanja ke daerah harus dilihat dan diperbaiki kualitasnya. Kita akan terus melakukan reformasi sisi pendapatan. DPR juga telah menyepakati dengan pemerintah revisi dari undang-undang perpajakan melalui UU HPP dan UU HKPD. Ini adalah salah satu milestone reform yang sangat baik.” kata Sri Mulyani.
Pada 2023, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini melanjutkan bahwa pemerintah juga akan meningkatkan produktifitas dari sisi belanja yaitu dengan meningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemberian bantuan sosial, meningkatkan ketahanan pangan, serta meningkatkan kualitas dan fasilitas kesehatan.
“Sedangkan belanja kesehatan akan kita jaga pada level 5% dari belanja, fokusnya adalah untuk belanja-belanja kesehatan dari sisi pembangunan fasilitas kesehatan atau layanan kesehatan primer, sekunder, dan perbaikan kualitas pelayanan kesehatan secara umum. Tentu juga tetap memberikan dukungan terhadap kebijakan pelayanan kesehatan dan asuransi kesehatan secara nasional,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus menjaga optimisme namun pada saat yang sama tetap waspada yang sangat tinggi.
“Untuk itu APBN akan terus kita jaga untuk terus bisa menjaga dari sisi demand, supply, namun APBN sendiri juga harus makin kuat, makin sehat. Sementara kerjasama antara fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan terus diintensifkan karena tantangan memang bergeser kepada sektor keuangan tersebut,” kata dia.
Baca Juga: SOSOK Erina Gudono Calon Istri Kaesang Pangarep yang Bikin Jokowi Sibuk