Penetrasi Asuransi di Indonesia Ternyata Masih Rendah, Baru Mencapai 3,18%

Rabu, 19 Oktober 2022 | 17:01 WIB
Penetrasi Asuransi di Indonesia Ternyata Masih Rendah, Baru Mencapai 3,18%
Diskusi 'Jadi Generasi Milenial Yang Melek Keuangan dan Berasuransi'. (Tangkapan layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penetrasi asuransi jiwa di Indonesia ternyata relatif masih rendah dan tertinggal jika dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penetrasi asuransi terhadap produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia baru mencapai 3,18% pada tahun 2021.

Secara rinci, penetrasi asuransi jiwa di Indonesia baru mencapai 1,19%, asuransi umum 0,47%, asuransi social 1,45, dan asuransi wajib 0,08 persen dengan angka desitas asuransi sebesar Rp1,82 juta.

Sementara, Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan baru sebesar 38,03% dengan tingkat literasi asuransi baru mencapai 19,4%. Pada saat yang sama indeks inklusi keuangan Indonesia mencapai sebesar 76,19%.

Baca Juga: Pembentukan Lembaga Penjamin Polis Dorong Peningkatan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Asuransi

Melihat kondisi ini PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo memandang pentingnya pemahaman asuransi sejak dini, khususnya generasi milenial dan generasi Z untuk meningkatkan penetrasi asuransi tanah air.

"Asuransi merupakan bagian dari investasi jangka panjang yang sudah seharusnya diminati oleh berbagai kalangan," kata Head of Corcomm PT Askrindo Luluk Lukmiyati dalam sebuah diskusi virtual bertajuk 'Jadi Generasi Milenial Yang Melek Keuangan dan Berasuransi', Rabu (19/10/2022).

Lebih lanjut, Luluk mengatakan bahwa saat ini penduduk Indonesia didominasi oleh kalangan berusia 15 – 40 tahun yang mana merupakan kalangan milenial dan generasi Z. Namun, rendahnya indeksi literasi asuransi mendorong perseroan untuk terus memberikan pemahaman-pemahaman mendasar tentang asuransi.

“Seringkali orang menunda berasuransi karena merasa telah memiliki tabungan yang memadai untuk mengantisipasi keadaan darurat, padahal asuransi sangat berguna untuk menutup pengeluaran tak terduga yang cukup besar, seperti saat sakit, kecelakaan, kehilangan tempat tinggal," katanya.

Menurut Luluk, asuransi adalah salah satu pondasi utama sebuah keuangan yang sehat. Di sini Askrindo melihat anak-anak muda sudah mulai paham berinvestasi namun masih kurang minat dalam berasuransi.

Baca Juga: Edukasi Masyarakat Soal Produk Asuransi Masih Minim

Saat ini, kata dia, industri asuransi memiliki tantangan untuk mengembangkan produk asuransi yang lebih beragam. Dengan produk yang semakin beragam, penetrasi asuransi di masyarakat pastinya akan lebih meningkat lagi.

Askrindo sendiri memiliki aplikasi DigiAsk 4.0, dimana aplikasi tersebut merupakan salah satu transformasi Askrindo di bidang IT dalam rangka meningkatkan penetrasi ke segmen ritel.

“Askrindo berharap, dengan literasi asuransi ini, masyarakat khususnya milenial dan generasi Z, akan lebih aware lagi dan berminat dengan produk-produk asuransi," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI