3 Alasan Jokowi Optimis Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif Meski Dihantui Krisis 2023

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 19 Oktober 2022 | 14:07 WIB
3 Alasan Jokowi Optimis Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif Meski Dihantui Krisis 2023
Preisden Jokowi saat hadir di Trade Expo Indonesia ke-37 tahun 2022 di ICE, BSD City, Tangerang (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta semua pihak untuk tetap optimis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini ia sampaikan karena tiga alasan, salah satunya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif.

"Di tengah-tengah krisis, di tengah-tengah resesi, Indonesia di kuartal II masih tumbuh 5,44 persen. Ini wajib kita syukuri. Kita termasuk negara yang memiliki growth/pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya," kata Jokowi, saat membuka Trade Expo Indonesia ke-37 tahun 2022 di ICE, BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (19/10/2022).

Alasan kedua, inflasi yang relatif masih bisa dikendalikan di level 4,9 persen pada kuartal II/2022, bahkan hanya menjadi 5,9 persen setelah kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak.

"Tolong nanti dibandingkan inflasi kita dengan negara-negara lain, pertumbuhan/growth kita dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain," ujar Jokowi.

Baca Juga: Menyoal Ancaman Resesi 2023, Jokowi: Kita Harus Tetap Optimistis

Untuk alasan ketiga, menurut Jokowi, neraca perdagangan Indonesia yang surplus sepanjang tahun 2022 bahkan setidaknya satu tahun sebelumnya, yakni hingga selama 29 bulan terakhir.

"Sudah 29 bulan kita terus surplus neraca dagang kita. Tadi sudah disampaikan oleh Pak Zul (Zulkifli Hasan -red) Menteri Perdagangan dari Januari sampai September surplus kita mencapai 39,8 miliar USD. Ini jumlah yang tidak sedikit. Ini juga berkat kerja keras bapak ibu sekalian," ujar Presiden.

Sehingga, Jokowi meminta segenap pihak tetap bersikap optimistis menatap situasi yang ada, termasuk berbagai perkiraan lembaga-lembaga internasional yang ada.

"Lembaga-lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sulit, tahun depan akan gelap, silakan negara-negara lain. Negara kita harus tetap optimistis," kata Jokowi.

Namun demikian, Jokowi mengingatkan sikap optimistis itu harus tetap dibarengi dengan penuh kewaspadaan.

Baca Juga: Media Asing Soroti Senyum Presiden FIFA dan Iwan Bule, Publik: Shame on You!

"Harus hati-hati, karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi akan menyebar sampai ke mana, imbasnya ke kita seperti apa," tuturnya.

Jokowi juga mendukung harapan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang menyampaikan Trade Expo Indonesia 2022 menargetkan nilai perdagangan sebesar 10 miliar dolar AS selama penyelenggaraan.

"Semoga nanti apa yang tadi ditargetkan oleh Menteri Perdagangan lebih dari dari 10 miliar USD itu betul-betul bisa kita capai, dan diharapkan itu bisa mendorong surplus neraca perdagangan kita di masa-masa mendatang," ujar Presiden.

Dalam kesempatan lebih awal, Mendag melaporkan bahwa sebelum Presiden melakukan pembukaan secara resmi, sudah ada kesepakatan kontrak sebesar 1,5 miliar dolar AS.

"Pagi ini belum buka pameran sudah ada kontrak 1,5 miliar dolar. Oleh karena itu kami dari Kementerian Perdagangan yakin selesai pameran ini mudah-mudahan kita bisa dapat kontrak, dari hasil ekspor ini, mudah-mudahan kita bisa mencapai 10 miliar US Dollar," ujar Zulkifli.

Trade Expo Indonesia 2022 digelar selama 19-23 Oktober disemarakkan dengan Jakarta Muslim Fashion Week yang dilangsungkan 20-22 Oktober.

Trade Expo Indonesia menampilkan sejumlah sektor utama seperti manufaktur, perawatan kesehatan dan kecantikan, makanan dan minuman, peralatan medis, perabotan dan dekorasi rumah, serta layanan digital.

Selain transaksi 10 miliar dolar AS, Trade Expo Indonesia 2022 juga ditargetkan bisa menghadirkan 66.000 pengunjung baik secara daring maupun luring dari mancanegara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI