Jokowi Yakin Ekonomi Kuartal III 2022 Bisa Capai 5,4 Persen

Rabu, 19 Oktober 2022 | 11:58 WIB
Jokowi Yakin Ekonomi Kuartal III 2022 Bisa Capai 5,4 Persen
Dunia diprediksi akan mengalami resesi pada 2023 mendatang. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 ini bisa mencapai angka 5,4 persen. Keoptimisan tersebut lahir karena melihat data-data makro ekonomi yang terus menunjukan pemulihan yang sangat baik hingga saat ini.

"Saya masih meyakini di Kuartal III ini kita juga masih tumbuh di atas 5 persen atau di atas 5,4 persen," ucap Jokowi dalam acara Trade Expo Indonesia Ke-37 di Tangerang, Rabu (19/10/2022).

Jokowi menjabarkan bahwa hingga saat ini sejumlah data makro perekonomian Indonesia terus menunjukan perbaikan yang cukup solid, seperti halnya neraca perdagang yang masih catatkan surplus sebesar USD4,99 miliar hingga September 2022.

Begitu juga dengan nilai pertumbuhan kredit yang telah melesat hingga mencapai 10,7 persen secara year on year (yoy) hingga bulan Juli 2022. Dan yang terakhir adalah data indeks kepercayaan konsumen yang masih berada pada level 124,7 persen.

Baca Juga: Cerita Djoko Wahyudi Teman SMA Presiden Jokowi, Ijazahnya Pernah Ditawar Rp10 Miliar

"Semuanya masih pada kondisi yang baik-baik. Tetapi sekali lagi, dalam kondisi yang sangat-sangat sulit seperti ini kerja keras adalah kuncinya," ucap Jokowi.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 menyentuh 5,5 persen (yoy) atau naik tipis dibandingkan kuartal II-2022 yang mencapai 5,44 persen.

"Alhamdulillah, pertumbuhan ekonomi kita di kuartal III sangat kuat," ucap Perry.

Dia bilang sejumlah indikator seperti konsumsi swasta bisa tumbuh 6 persen (yoy) atau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, dan mobilitas sangat tinggi, sehingga pertumbuhan ekonomi kuartal III kemungkinan bisa mencapai 5,5 persen (yoy). Itu karena kekuatan permintaan domestik yang cukup kuat.

"Konsumsi swasta tumbuh tinggi yang didukung oleh kenaikan pendapatan, tersedianya pembiayaan kredit, dan semakin kuatnya keyakinan konsumen, seiring dengan semakin meningkatnya mobilitas," ucapnya.

Baca Juga: Kemenkeu akan Realisasikan Pejabat Negara Wajib Pakai Mobil Dinas Listrik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI