Suara.com - Harga emas dunia bergerak relatif stabil pada perdagangan hari Selasa, dengan mengurangi keuntungan di sesi sebelumnya.
Mengutip CNBC, Rabu (19/10/2022) harga emas di pasar spot hampir mendatar di USD1.649,63 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup melemah 0,5 persen menjadi USD1.655,8.
"Pada akhirnya, katalis utama (bagi emas) akan menjadi siklus kenaikan suku bunga The Fed," kata Edward Moya, analis Oanda.
Anggota dewan Federal Reserve Bank of Minneapolis mendorong kenaikan poin persentase penuh dalam suku bunga pinjaman darurat utama bagi bank komersial menjelang pertemuan kebijakan moneter September The Fed, menurut risalah rapat Selasa.
Baca Juga: Naik Rp 5.000, Harga Emas Antam Dibanderol Rp 940.000/Gram
"Kita mendapatkan kelegaan dalam imbal hasil (dan) reli dolar pasti menemui rintangan besar...emas, paling tidak, belum melihat tekanan jual kembali, itu agak stabil," kata Moya.
Dolar bergerak lebih tinggi setelah mencapai level terendah sejak 6 Oktober di awal sesi, membuat emas yang dihargakan dengan greenback lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Ekspektasi kenaikan suku bunga Fed yang besar diperkuat setelah data inflasi konsumen Amerika yang panas pekan lalu, dengan pasar memperhitungkan peningkatan 75-basis-poin pada pertemuan November.
Meningkatnya suku bunga dan yield obligasi meredupkan daya tarik emas karena itu mendorong opportunity cost untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil itu.
Benchmark U.S. 10-year Treasury yields eased on Tuesday, buoying gold.
Baca Juga: Harga Emas Rebound Usai Dua Sesi Sebelumnya Melorot
Imbal hasil US Treasury 10-tahun melemah pada sesi Selasa, mendukung emas.
"Fiksasi utama trader emas dan perak tetap menjadi arah harga harian dari Indeks Dolar AS (Indeks DXY)," ujar Jim Wyckoff, analis Kitco Metals.
Disisi lain harga perak di pasar spot mendatar di posisi USD18,68 per ounce dan platinum turun 0,7 persen menjadi USD 904,03, sementara paladium naik 0,6 persen menjadi USD2.011,94.