Investasi di Teknologi Finansial Juga Punya Risiko Tinggi, Ini Tips Agar Nggak Boncos

Senin, 17 Oktober 2022 | 17:54 WIB
Investasi di Teknologi Finansial Juga Punya Risiko Tinggi, Ini Tips Agar Nggak Boncos
Ilustrasi Investasi di Teknologi Finansial  (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Teknologi finansial atau tekfin kini semakin berkembang berkat kemajuan internet. Tak hanya untuk kegiatan konsumsi, teknologi finansial juga memberikan kemudahan bagi mereka yang ingin berinvestasi.

Namun sama halnya seperti investasi secara konvensional, investasi secara digital juga memiliki risiko. Maka dari itu, selain dibutuhkan literasi digital, perlu juga membekali diri dengan literasi keuangan yang baik.

Senior Product Associate Startup Edukasi Teknologi Akbar Ghifari mengatakan perkembangan internet dan teknologi finansial saat ini berdampak pada perubahan gaya hidup.

Dia bilang banyak orang terbawa pada sifat konsumtif karena ingin mengikuti tren, atau sekadar FOMO. Menurut Akbar, perencanaan keuangan bisa dimulai dengan membagi pendapatan ke dalam kelompok pengeluaran.

Baca Juga: Tiga Kali Berturut-turut, Pemprov Jateng Jadi yang Terbaik Pertama dalam Anugerah Layanan Investasi 2022

"Kebutuhan dengan porsi 30 persen, keinginan 30 persen, dan tabungan 40 persen. Formulasi ini diharapkan dapat menghindarkan diri dari sifat boros," ucap Akbar dalam sebuah webinar bertajuk 'Perencanaan Keuangan & Investasi Digital
bagi Generasi Muda' ditulis, Senin (17/10/2022).

Sehingga menurut dia, sebagai bagian dari masyarakat Indonesia diharapkan dapat cakap dalam mengoptimalkan penggunaan perangkat digital utamanya sistem transaksi daring agar menjadi masyarakat yang mampu mengelola keuangan dengan baik dan benar.

Sementara itu, Dosen Untag Semarang Andhika Nanda Perdhana mengatakan perkembangan internet dan teknologi finansial menuntut transformasi digital bagi bisnis.

"Mengapa? Seiring perubahan gaya hidup akibat internet, harapan pelanggan pun berkembang. Menginginkan layanan yang lebih baik, lebih praktis, dan lebih mudah," katanya.

Sehingga perkembangan teknologi juga memunculkan banyak kompetitor baru. Salah satu yang jadi pilihan para pelaku bisnis kemudian adalah terjun atau berjualan di e-market, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, Tik Tok Shop, dan lain-lain.

Baca Juga: Pernah Kemudikan Angkutan Kota, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Gunakan Perumpamaan Sopir Ahli dan Mobil Innova

"Namun sebelum memulai, pahami dulu kecakapan media digital. Manfaatkan e-market untuk ekspansi bisnis. Tak lupa, senantiasa waspada atas keamanan data dan transaksi Anda," kata Andhika.

Sedangkan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muslim Indonesia Makassar Hadawiah menuturkan ada banyak alasan orang memanfaatkan internet untuk bisnis. Beberapa diantaranya yaitu biaya promosi bisa ditekan, akses pasar lebih luas, koordinasi lebih efisien, dan transaksi lebih praktis.

"Sama halnya dengan bisnis, berinvestasi secara daring kini juga jadi pilihan karena kemudahannya. Beberapa instrumennya sebut saja danareksa, saham, P2P lending, dan emas. Bagi pemula, yang perlu diperhatikan sebelum berinvestasi
adalah menetapkan tujuan dan selanjutnya mengatur pendapatan dan pengeluaran.

"Gunakan uang dingin untuk investasi. Pahami risiko dari setiap instrumen investasi. Manfaat berinvestasi diantaranya menambah aset, terhindar dari hutang, persiapan dana pensiun, dan menuju kebebasan finansial,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI