“Artinya, bisa berbanding mobil kecil untuk manusia yang kerja bolak balik mengurus Jakarta dengan barang. Nah kala demikian, maka berarti yang butuh itu dua-duanya manusia maupun barang. Kalau kereta cepat kan lebih kepada manusia,” ucapnya.
“Orang pergi kantor dan seterusnya. Atau urusan bisnis dan sebagainya. Tapi kalau jalan tol, dua-duanya bisa digunakan. bisa menggunakan untuk mobilitas mengantar manusianya, tapi juga banyak dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, yaitu truk-truk besar bisa lewat untuk memuat arus barang antara dua wilayah,” tambahnya.
Lebih jauh Abdul Hamid, arah pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah sangat tepat karena masyarakat memiliki banyak opsi untuk bepergian dengan waktu cepat. Apalagi, saat ini Pemerintah juga sedang membangun jalan tol baru Jakarta-Bandung yang diklaim memiliki jalur tempuh paling cepat dari sebelumnya.
“Kereta cepat, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi jika dibandingkan dengan jalan tol yang direncanakan sekarang ini, Jakarta-Bandung dengan hanya 1 jam setengah, itu jauh lebih bisa terasa dampaknya terhadap pertumbuhan,” tutupnya.