Suara.com - PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT), anak perusahaan dari PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) yang bergerak di sektor sayuran, menerima kunjungan dari Bupati Jember, Hendy Siswanto, pada hari Sabtu, (15/10/2022). Sinergi antara GMIT dan pemerintah daerah untuk pengembangan edamame sebagai komoditi ekspor andalan Jember menjadi pembahasan utama.
Direktur Utama GMIT, Imam Wahyudi, menyambut dengan baik kunjungan dan dukungan dari Bupati Jember. GMIT telah lama hadir di tengah masyarakat Kabupaten Jember untuk memberdayakan para petani melalui program kemitraan budidaya edamame dan menyediakan lapangan pekerjaan untuk lebih dari 539 karyawan dan lebih dari 5,000 tenaga kerja di seluruh rantai pasok.
“Komitmen kami dalam pemberdayaan petani juga dengan memberikan pembekalan penyuluhan dan praktek agronomi terbaik dari tim GMIT mulai dari pengelolaan tanah, penanaman, perawatan, hingga proses panen. Selain itu, melalui proyek Responsible Development (pengembangan yang bertanggungjawab) GMIT, kami juga mendorong dan memberdayakan UMKM masyarakat di sekitar lokasi Pabrik agar dapat menghasilkan produk yang inovatif dari kedelai edamame dengan memberikan pelatihan kepada kurang lebih 13 orang tenaga kerja wanita yang kami beri nama Kampung Edamame. Produk yang dihasilkan saat ini adalah camilan edamame renyah (Crispy Edamame), camilan pia isi edamame, dan rempeyek," jelas Imam.
Imam merespon positif kontribusi serta komitmen perusahaan terhadap daerah Jember.
Baca Juga: Manfaat Mengonsumsi Kacang Edamame
“Saya berikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada GMIT, karena bisa rekrut tenaga kerja, semua dari Jember,” ujar Hendy.
Selain itu, Hendy menaruh harapan bagi GMIT agar hubungan antara Pemerintah Daerah Kabupaten Jember dan GMIT dapat terjalin lebih kuat, terutama dalam hal dukungan untuk mempromosikan edamame sebagai salah satu komoditi andalan Jember.
"Peluang ekspor edamame masih terbuka lebar. Kebutuhan Jepang setiap tahunnya bisa mencapai 75.000 ton. Sedangkan ekspor dari Indonesia (Jember paling besar) hanya 6000-7000 ton. Pemkab Jember tentunya bisa membantu GMIT, apa yang bisa dikerjasamakan. Mungkin masalah lahan, masalah pertanian yang bisa kita sinergikan," tambah Hendy.
Keberhasilan GMIT yang telah mengekspor edamame beku ke pasar Jepang merupakan kerja sama dengan Asia Foods Group. Asia Foods Group, yang berpengalaman di bidang pengolahan dan penjualan edamame beku, adalah salah satu pelaku utama di pasar ekspor edamame seperti Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan, saat ini, sedang menjajaki pasar Eropa.
Keberadaan edamame di Jember tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, sejenis kacang kedelai berwarna hijau ini memiliki potensi ekspor yang sangat besar. Kabupaten Jember dikenal sebagai daerah produksi edamame yang cukup tinggi dan memiliki potensi yang cukup baik di sektor pertanian dengan hampir 70 persen penduduknya bermata pencarian sebagai petani.
Baca Juga: Mengenal Simbol Warna yang Ada di Kuil-kuil Tradisional Jepang
Saat ini, kapasitas terpasang produksi pabrik pengolahan sayuran beku GMIT mencapai 6.000 ton per tahun dan pencapaian produksi masih akan terus ditingkatkan sejak beroperasi secara komersial di tahun 2021 ini. Sebelum merambah pasar ekspor, GMIT telah memproduksi edamame segar dan edamame beku dengan merek Edashi yang dipasarkan di dalam negeri, seperti di Bali, Jawa Timur, Jakarta, dan Jawa Tengah.
Pendapatan dari penjualan edamame semester pertama tahun 2022 adalah sebesar US$657,1 ribu, naik sebesar 178,5% dari US$235,9 ribu di periode yang sama tahun 2021. Kenaikan tersebut disebabkan lebih tingginya volume penjualan edamame segar dan beku dan harga jual edamame beku.
"Potensi ekspor sayuran beku ini masih sangat besar. Tidak hanya edamame yang dapat kita ekspor, namun juga komoditas sayuran beku lain, seperti Okra, juga memiliki pasar ekspor yang dapat kita kembangkan," tutup Imam.
GMIT merupakan anak perusahaan Grup ANJ yang bergerak di bidang sayuran beku dengan produk unggulan edamame, kacang kedelai Jepang yang mengandung protein, dan antioksidan tinggi.