Suara.com - Industri rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) merupakan industri padat karya yang menghidupi para perempuan. Dengan tangannya yang lihat, pekerja perempuan sangat berkontribusi mempertahankan industri SKT.
Andini, misalnya, merupakan salah satu pekerja pabrik SKT di Salatiga yang merasa terbantu dengan kehadiran industri ini. Sebab, Andini yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi, bisa dapat bekerja lagi.
"Saya dapat informasi dari salah satu keluarga saya di sini bahwa di pabrik SKT sini ada lowongan pekerjaan di masa pandemi," kata Andini kepada wartawan yang ditulis Jumat (14/10/2022).
Andini pun merasa sangat bersyukur dan senang bisa diterima menjadi pelinting tembakau dan tulang punggung keluarga di rumah.
Baca Juga: Koalisi Perempuan Beberkan Sektor Pekerja Perempuan yang Rentan Kekerasan dan Pelanggaran HAM
"Setelah bekerja di sini, saya merasa sangat-sangat berkah bagi saya. Perusahaan mana yang mau menerima karyawan di masa pandemi. Justru pabrik ini bisa mewadahi semangat kerja saya," kata dia.
Di sisi lain, Andini bersama para pelinting tembakau di SKT selalu khawatir dengan rencana pemerintah yang akan menaikkan cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok pada 2023.
Andini berharap PHK yang dulu pernah menimpanya saat pandemi tidak terulang kembali akibat kebijakan cukai yang akan berdampak pada produktivitas pabrik tempat ia bekerja.
Efek dominonya tentu saja pada perekonomian keluarganya ketika pabrik tempatnya bekerja mengurangi ataupun bahkan menghentikan aktivitas produksi. Andini berharap Pemerintah bisa memahami kekhawatiran buruh linting tembakau SKT.
"Saya berharap pemerintah mendengar suara kami. Saya berharap pemerintah mampu melindungi kami. Karena dengan pekerjaan ini, kami bisa bertahan hidup. Bisa menafkahi keluarga, menjadi tulang punggung keluarga, saya bisa melanjutkan pendidikan. Saya mohon pemerintah mendengar aspirasi kami," imbuh Andini.
Baca Juga: Di 22 Kota di Amerika Ini, Perempuan Digaji Lebih Tinggi Daripada Lelaki
Salah satu buruh linting lainnya, Amarul Masriah, berharap pemerintah terus berikan kesempatan agar pekerja linting masih tetap bisa bekerja memenuhi kebutuhan keluarga.
"Harapannya di sini SKT masih bisa berjalan, bisa berproduksi, agar kami bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan teman-teman kami tidak di-PHK," pungkas Amarul.