Suara.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), hari ini, Jumat (14/10). Hasilnya, pemegang saham menyetujui rencana maskapai untuk sejumlah agenda aksi korporasi.
Adapun aksi korporasi itu di antaranya, meraih modal dengan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau Right Issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 68.072.851.377 lembar saham (PMHMETD).
Selain itu, melakukan konversi utang Perseroan kepada kreditur sehubungan dengan Putusan Homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, melalui penerbitan sebanyak-banyaknya 22.970.514.286 lembar saham melalui penambahan modal tanpa memberikan HMETD dengan total utang yang akan dikonversi adalah maksimal Rp 4,2 triliun
Lebih lanjut, agenda RUPSLB Lanjutan tersebut turut menyetujui pengeluaran saham seri C yang memiliki hak-hak atas saham sama dengan klasifikasi saham seri B dengan nilai nominal saham serendah-rendahnya Rp182 per lembar saham.
"Persetujuan yang telah diberikan pemegang saham melalui gelaran RUPSLB Lanjutan menjadi milestone penting dalam upaya Perseroan untuk terus mengakselerasikan misi transformasi kinerja yang salah satunya kami perkuat melalui langkah restrukturisasi maupun berbagai kebijakan strategis penyehatan kinerja usaha secara jangka panjang," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangannya, Jumat (14/10/2022).
Irfan lebih lanjut menambahkan, perseroan akan mengoptimalkan penambahan modal kerja ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, utamanya untuk kebutuhan maintenance dan restorasi armada serta turut mencakup bahan bakar, biaya sewa pesawat hingga biaya penunjang lainnya.
"Hal ini diharapkan mampu memperkuat outlook kinerja usaha Perseroan jelang transisi masa endemi mendatang," imbuh dia.
Komposisi Penambahan Modal tersebut nantinya termasuk rencana penyertaan modal negara (PMN) untuk Perseroan yang sebelumnya telah dialokasikan sebesar Rp7,5 triliun oleh Pemerintah dalam Cadangan Pembiayaan Investasi sebagaimana akan ditetapkan kembali dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022.
Irfab mengungkapkan, kinerja perseroan mulai menunjukkan performa kinerja positif khususnya pada saat proses PKPU telah selesai dilaksanakan yang tercermin dari pencatatan laba bersih sebesar USD3,76 miliar, di mana pendapatan tersebut selain dikontribusikan oleh pendapatan usaha yang meningkat hingga 26,10% dibarengi dengan penyusutan beban usaha 11,71%, dan hasil restrukturisasi keuangan melalui juga dicatatkan pada laba buku perusahaan.
"Sementara itu, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV berkisar di angka 84 persen dari total ketersediaan kursi di periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi," imbuh Irfan.
Baca Juga: KPK Tetapkan Eks Anggota DPR Tersangka Baru Kasus Garuda Indonesia, Siapa?