Licik, Pengemplang BLBI Ada yang Ganti Kewarganegaraan Demi Hindari Utang ke Negara

Jum'at, 14 Oktober 2022 | 17:03 WIB
Licik, Pengemplang BLBI Ada yang Ganti Kewarganegaraan Demi Hindari Utang ke Negara
Ilustrasi korupsi (Fikry Anshor/Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada-ada saja siasat yang dilakukan para pengemplang dana talangan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) demi menghindari utang ke negara. Salah satu yang dilakukan adalah dengan cara ganti kewarganegaraan.

Hal tersebut dibeberkan oleh Ketua Satgas BLBI Rionald Silaban dalam media briefing secara virtual, Jumat (14/10/2022).

Rionald menjabarkan bahwa para obligor ini cukup pintar dan licik dalam mengelabui pemerintah agar terhindar dari tagihan utang.

"Memang ada beberapa obligor (yang berganti kewarganegaraan) yang ada di luar negeri," kata Rionald.

Baca Juga: Satgas BLBI Diminta Segera Tagih Dana BLBI Rp110,4 Triliun

Rionald pun mengakui sudah memiliki data terkait siapa-siapa saja para obligor tersebut yang melakukan perubahan kewarganegaraan.

"Kita sedang lihat mana yang sudah beralih kewarganegaraan, saya sudah ada datanya," ungkap Rionald.

Meski sudah mengetahui siapa-siapa obligor yang dimaksud, dirinya enggan untuk membuka datanya ke publik.

Namun yang pasti, lanjut Rionald, para obligor ini akan tetap dikejar oleh pemerintah Indonesia dengan bekerja sama dengan otoritas negara yang bersangkutan.

"Kita akan bekerja sama dengan otoritas setempat untuk mengejar orang yang bersangkutan," katanya.

Baca Juga: 229 Pengemplang Dana BLBI Masuk Golongan Tajir, Satgas Kejar Terus Tagih Utang Mereka hingga Lunas

Menurut Rionald, meskipun para obligor dan debitur BLBI pindah kewarganegaraan, mereka tidak akan benar-benar lepas dari Indonesia. Pasalnya mereka tetap memiliki jejaring bisnis yang sangat besar di Indonesia.

Rionald menyebut bahwa aset yang masih ada di dalam negeri ini menjadi salah satu kunci dalam penegakan hukum terkait BLBI.

"Itu yang kami pastikan. Kami akan lebih agresif lagi terhadap aset-aset mereka yang ada di Indonesia," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI