Suara.com - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) bersama 32 BUMN lainnya menggelar Bakti BUMN untuk Santri yang meliputi program Magang Santri dan Pesantrenpreneur di Jawa Timur. Kick off kegiatan tersebut telah dilakukan oleh Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata, di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, Surabaya.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung berbaagai program yang dilakukan Kementerian BUMN.
“Kegiatan ini tentu sejalan dengan upaya Kementerian BUMN dalam meningkatkan kualitas pendidikan pesantren, guna mewujudkan kemajuan peradaban dan perekonomian nasional,” ujarnya.
Sebagaimana arahan Menteri BUMN, kata Abdul Ghani, pondok pesantren memiliki peranan penting bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu, lanjutnya, melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), pihaknya turut berkontribusi aktif dalam mendorong pengembangan pendidikan di pondok pesantren.
“Harapannya, sehingga tidak saja membangkitkan ekonomi umat, tetapi juga ekonomi kerakyatan,” ujarnya.
Program Pesantrenpreneur atau Pendidikan Vokasi Pondok Pesantren yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN, diikuti oleh 78 pengajar dari 26 pesantren di Jawa Timur dan telah mengikuti program Training of Trainer (ToT) pada Mei 2022 lalu.
Mereka dibekali pengetahuan tentang bisnis terapan, di antaranya pembelajaran tentang teknologi dan rekayasa, teknologi dan informasi, kesehatan, agrobisnis, perikanan dan agroteknologi, bisnis dan manajemen, serta tata rias dan tata boga.
Saat ini, para tutor mulai mengajarkan ilmu yang didapat kepada santri di masing-masing pesantren dan akan berlangsung satu tahun ke depan. Pembelajaran tersebut diharapkan bisa menjadi bekal para santri untuk menjadi wirausahawan setelah lulus nanti.
Menteri BUMN Erick Thohir dalam arahannya menyampaikan, bahwa sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia memiliki ribuan pondok pesantren. Dia berpandangan, di tengah tantangan era disrupsi dan perubahan digital yang sangat cepat, para santri dan santriwati harus mampu mengembangkan kapasitas diri.
Baca Juga: Stok Gula 449 Ribu Ton, Holding Perkebunan Nusantara Berkomitmen Jaga Harga Gula Petani
"Kami meyakini para santri dan santriwati akan turut berkontribusi membawa Indonesia menuju negara maju dan membangun peradaban bagi negara, serta berani menghadapi tantangan era saat ini dengan perubahan yang sangat cepat,” ujarnya.
Erick mengatakan, program Magang Santri dan Santripreneur, merupakan kolaborasi yang sukses antara BUMN bersama sejumlah perguruan tinggi dan pesantren dalam meningkatkan kualitas SDM.
“Langkah ini merupakan persiapan bagi generasi muda menghadapi tantangan pembangunan kedepannya, termasuk di sektor digital,” ujarnya.
Melalui program tersebut, Menteri BUMN berharap akan meningkatkan kualitas pendidikan dan kewirausahaan sehingga pondok pesantren menjadi mercusuar peradaban, serta pusat pemberdayaan muslimpreuneur.
“Dengan terwujudnya SDM dari para santri yang berkualitas, maka santri akan jadi penggerak pemberdayaan industri halal di Indonesia dan internasional," ujar Erick.