Masuki Musim Dingin di AS, Harga Minyak Dunia Menghangat Lagi

Jum'at, 14 Oktober 2022 | 07:35 WIB
Masuki Musim Dingin di AS, Harga Minyak Dunia Menghangat Lagi
Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia melesat sekitar 2 persen pada perdagangan hari Kamis, karena rendahnya tingkat persediaan minyak solar menjelang musim dingin di Amerika Serikat (AS).

Kondisi ini memicu aksi beli dan membalikkan kerugian di awal sesi.

Mengutip CNBC, Jumat (14/10/2022) minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Desember, patokan internasional, ditutup melonjak USD2,12 atau 2,29 persen menjadi USD94,57 per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, melejit USD1,84 atau 2,1 persen menjadi USD89,11 per barel.

Baca Juga: Melemah Tiga Hari Berturut-turut, Harga Minyak Dunia Ambles Lagi 2,3 Persen

Stok penyulingan, yang meliputi minyak solar dan pemanas, menyusut 4,9 juta barel dalam pekan yang berakhir hingga 7 Oktober, ungkap Badan Informasi Energi (EIA) Amerika, jauh melebihi ekspektasi untuk penurunan 2 juta barel dan membawa persediaan menjadi 106,1 juta barel, level terendah sejak Mei.

Kondisi itu mendorong investor untuk mengabaikan kejutan kenaikan stok bensin sebesar 2 juta dan lonjakan lebih besar dari ekspektasi untuk persedian minyak mentah, yakni mendekati 10 juta barel.

"Bagian yang paling mengganggu dari laporan (EIA) tersebut adalah bahwa persediaan penyulingan jauh di bawah rata-rata. Musim dingin akan datang," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Menteri Energi Amerika pada Agustus mendesak penyulingan minyak domestik untuk menahan diri dari peningkatan lebih lanjut ekspor bahan bakar, seperti bensin dan solar.

Pekan ini, EIA memperingatkan bahwa sebagian besar rumah tangga AS akan membayar lebih besar untuk memanaskan rumah mereka sepanjang musim dingin ini.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Dampak Kekhawatiran Resesi Global dan COVID-19 di China

Kamis, Joe Biden, Presiden AS mengatakan harga bensin masih terlalu tinggi dan dia akan berbicara minggu depan tentang menurunkan biaya tersebut.

Banyak investor tetap khawatir bahwa kenaikan inflasi akan mengurangi permintaan bahan bakar.

Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan ekonomi global mungkin masuk ke dalam resesi.

Indeks harga konsumen (IHK) Amerika meningkat lebih dari ekspektasi pada September, dan tekanan inflasi yang mendasarinya terus naik, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga 75 basis poin keempat bulan depan.

Chief Executive Officer JPMorgan Chase & Co, Jamie Dimon, memperingatkan bahwa inflasi yang tetap tinggi dapat memacu suku bunga naik lebih dari 4,5 persen.

IEA menurunkan estimasi pertumbuhan permintaan minyaknya untuk tahun ini menjadi 1,9 juta barel per hari dan 470.000 barel per hari pada 2023 menjadi 1,7 juta barel per hari.

OPEC pada Rabu memangkas prospek pertumbuhan permintaan tahun ini sebesar 460.000 barel per hari menjadi 2,64 juta barel per hari, mengutip peningkatan langkah-langkah untuk menahan penyebaran Covid-19 China dan inflasi yang tinggi.

OPEC menurunkan perkiraan permintaan minyak 2023 sebesar 360.000 barel per hari menjadi 2,34 juta barel per hari.

Sementara pasar energi juga berada di bawah tekanan dari dolar AS, yang menguat secara luas, termasuk terhadap mata uang berimbal hasil rendah seperti yen. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI