Suara.com - Delegasi B20 Indonesia dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia roadshow dan kunjungan ke India dalam rangka sosialisasi dan promosi Presidensi G20-B20.
Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama bilateral ekonomi, investasi, dan bisnis. Kunjungan di India ini berlangsung selama tiga hari, yakni 10-12 Oktober 2022, di New Delhi, India, dengan tuan rumah dari Confederation of Indian Industry dan dihadiri oleh delegasi B20, pemimpin bisnis, serta segenap tokoh terkemuka dalam komunitas bisnis di India.
Bergabung dalam delegasi untuk forum bisnis ini adalah Arsjad Rasjid selaku Ketua Umum KADIN Indonesia, Shinta Kamdani selaku Wakil Ketua Umum KADIN Koordinator Maritim, Investasi, dan Luar Negeri, Anindya Bakrie selaku Ketua Dewan Pertimbangan KADIN, dan Ina Hagniningtyas Krisnamurthi, selaku duta besar Republik Indonesia untuk India.
Shinta Kamdani memaparkan terobosan penting dalam rekomendasi kebijakan yang dibuat oleh B20 Indonesia untuk mengatasi tiga isu kunci dengan memperkuat kolaborasi yang lebih solid antar pemerintah G20.
Baca Juga: Transisi Energi Butuh Biaya Besar, B20: Harus Adil dan Terjangkau
"Isu kunci tersebut adalah memprioritaskan inovasi untuk perkembangan pasca-krisis, memberdayakan perusahaan MSME (micro, small, and medium enterprise) serta kelompok ekonomi rentan, dan mendukung pertumbuhan kolaborasi antar negara maju dan berkembang," kata Shinta dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (13/10/2022).
Dalam konteks bisnis, menurut Arsjad Rasjid, negara Indonesia memiliki tiga alasan mengapa menjadi negara yang ramah bisnis. Pertama, Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 275 juta jiwa yang mana hal ini menjadikannya pasar terbesar di ASEAN.
"Indonesia bahkan diprediksi akan menjadi negara dengan ekonomi ke-empat terbesar di dunia pada tahun 2045," kata dia.
Kedua, sebanyak 40% dari populasi Indonesia berusia di bawah 24 dan 85% di bawah usia 45, yang berarti Indonesia memiliki tenaga kerja dan talenta dengan proporsi yang besar.
Alasan ketiga secara spesifik membuktikan bahwa Indonesia adalah tempat yang ramah bisnis bagi India, yakni kelompok menengah berkembang di Indonesia adalah pelanggan setia bagi jenama India yang sukses seperti OYO, Tata Motors, Adani Group, dan TVS Motors.
Baca Juga: Elon Musk dan Bill Gates Diklaim Sudah Pastikan Akan Hadiri B20 Summit di Bali
Dalam kunjungan ini sejumlah agenda penting kunjungan kali ini di antaranya yakni Dialog Global B20 yang dihadiri para delegasi B20 Indonesia, komunitas bisnis serta representatif pemerintah India, dengan fokus utama mensosialisasikan presidensi B20 Indonesia dan mendorong partisipasi pebisnis India di dalamnya.
Pada kegiatan tersebut, delegasi B20 Indonesia juga menyampaikan pemaparan rekomendasi kebijakan dari seluruh Task Force dan Action Council B20 serta program warisan yang diharapkan dapat diteruskan pada presidensi-presidensi selanjutnya, khususnya India selaku pemegang presidensi B20 tahun mendatang.
Dalam roadshow B20 kali ini, diselenggarakan juga forum bisnis yang bertujuan untuk mempertemukan para investor serta pemimpin bisnis terkemuka dari India dan Indonesia. Selain itu, terdapat juga pertemuan antara KADIN Indonesia dengan Kamar Dagang India (Federation of Indian Chambers of Commerce and Industry, FICCI) untuk mendiskusikan kerjasama bisnis antar India-Indonesia untuk memulihkan dan mengakselarasi pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Tujuan utama B20 sejak berdirinya adalah menjadi representasi komunitas bisnis dalam ekonomi G20 dengan cara memformulasikan rekomendasi kebijakan bagi pemimpin negara G20.
Mengusung tema "Advancing Innovative, Inclusive, and Collaborative Growth”, B20 Indonesia berfokus mengadvokasi aspirasi komunitas bisnis untuk berkolaborasi dengan pemimpin G20 demi mewujudkan peningkatan inovasi pada ekonomi global, perekonomian yang berkelanjutan dan inklusif, serta memfasilitasi kerjasama antar perbatasan demi restorasi dan pertumbuhan ekonomi.
Saat ini, India merupakan investor asing terbesar ke-26 di Indonesia. Tercatat jumlah investasinya sebesar $49.5 juta dengan tiga sektor utama yaitu tekstil, tanah untuk pembangunan, dan kawasan industri.