OJK Minta Indonesia Tetap Waspada Meski Dianggap Mampu Hadapi Krisis Ekonomi

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 13 Oktober 2022 | 15:16 WIB
OJK Minta Indonesia Tetap Waspada Meski Dianggap Mampu Hadapi Krisis Ekonomi
OJK. [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, ekonomi Indonesia terbukti kuat menghadapi krisis. Namun, harus tetap siaga terhadap berbagai risiko global ke depan.

"Bagaimana kita menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ini sekaligus mengantisipasi dan siaga terhadap risiko-risiko pemburukan ekonomi dunia," katanya saat Capital Market Summit & Expo 2022 di Jakarta, Kamis (13/10/2022).

Menurut dia, kondisi perekonomian Indonesia tergolong pulih sepenuhnya dari dampak pandemi karena produk domestik bruto (PDB) nasional pada kuartal II-2022 sudah kembali ke tingkat pra pandemi COVID-19.

Bahkan, jika melihat kondisi industri jasa keuangan baik perbankan, pasar modal maupun industri keuangan nonbank jelas kondisinya sudah pulih dan jauh lebih sehat sehingga siap untuk menjaga dan mengawal kelanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Krisis Saat Ini Magnitude-nya Lebih Besar Dibanding Krisis Ekonomi 98

Terlebih lagi, meski kondisi global menunjukkan situasi yang terus memburuk, namun tidak ada perkiraan yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih kecil dari perkiraan sebesar lima persen.

"Terakhir, yang kita dengar dari Dana Moneter Internasional (IMF) sekalipun menunjukkan pertumbuhan ekonomi global turun, tapi tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia lima persen," ujar dia, dikutip dari Antara.

Mahendra menuturkan, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pengelolaan ekonomi baik secara makro, fiskal, dan moneter selama beberapa tahun ke belakang telah dilakukan dengan baik.

Meski demikian, ia memastikan Indonesia masih tetap mengantisipasi, mewaspadai, dan bersiaga terhadap kondisi pemburukan yang terjadi di tingkat global dengan melakukan langkah-langkah konkrit.

Mahendra mengaku pihaknya siap melakukan stress test terhadap industri jasa keuangan yaitu pengujian daya tahan untuk menentukan batas kritis dalam suatu sistem.

Baca Juga: Indonesia Waspada, Jokowi Beberkan Antrian 28 Negara Menjadi Pasien Hutang IMF

Stress test ini dilakukan oleh sektor jasa keuangan untuk mengetahui, memahami dan menghitung seluruh risiko yang ada.

Ia menuturkan upaya itu akan membuat perekonomian Indonesia termasuk industri jasa keuangan menjadi lebih siap dan siaga terhadap potensi dan risiko transmisi yang akan terjadi yakni pemburukan ekonomi global.

Mahendra menegaskan tidak ada alasan untuk Indonesia tidak percaya diri karena justru kondisi pulih ini menempatkan posisi Indonesia dalam situasi yang baik dalam menghadapi risiko-risiko.

"Sambil kita melakukan upaya-upaya tadi, kita terus meningkatkan fokus kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI