Suara.com - Harga minyak dunia turun tiga hari berturut-turut pada hari ini, Kamis (13/10/2022) pagi atau Rabu usai OPEC menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2022 dan 2023, serta kekuatan dolar dan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh bank-bank sentral utama.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November terpangkas 2,08 dolar AS atau 2,3 persen, menjadi menetap di 87,27 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember kehilangan 1,84 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi ditutup di 92,45 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Laporan bulanan OPEC mengatakan, akan memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global, mengutip prospek ekonomi dunia yang semakin tidak pasti, kebangkitan langkah-langkah penahanan COVID-19 China dan inflasi yang tinggi.
Baca Juga: Ancaman Resesi Ekonomi, Harga Minyak Dunia Ambles 2 Persen
Perkiraan OPEC, permintaan minyak akan tumbuh sebesar 2,64 juta barel per hari tahun ini, turun 460.000 barel per hari dari proyeksi September. Pertumbuhan tahun 2023 juga direvisi turun.
"Ekonomi dunia telah memasuki masa ketidakpastian yang meningkat dan tantangan yang meningkat," kata OPEC dalam laporan bulanannya.
Sebelumnya Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (11/10/2022) memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk 2023 dan memperingatkan peningkatan risiko resesi global.
Pasar minyak juga berada di bawah tekanan dari dolar yang menguat terhadap mata uang berimbal hasil rendah seperti yen.
Komitmen Federal Reserve (Fed) untuk terus menaikkan suku bunga untuk membendung inflasi yang tinggi telah mendorong imbal hasil lebih tinggi, membuat mata uang AS lebih menarik bagi investor asing.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Efek Kekhawatiran Badai Krisis Ekonomi
Pedagang menunggu data stok bahan bakar AS karena Badan Informasi Energi AS akan merilis laporan status minyak mingguan pada Kamis waktu setempat. Analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan pasokan minyak mentah AS akan menunjukkan kenaikan 2,2 juta barel selama pekan yang berakhir 7 Oktober.