Ekonom Sebut Aksi Buyback Saham BRI Untungkan Karyawan, Apa Alasannya?

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 12 Oktober 2022 | 14:25 WIB
Ekonom Sebut Aksi Buyback Saham BRI Untungkan Karyawan, Apa Alasannya?
Gedung Bank BRI. (Dok: Bank BRI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi buyback saham oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dianggap  memberikan keuntungan bagi karyawan perseroan.

“Kalau ini sahamnya BRI, no doubt tidak perlu dipertanyakan. Ini menurut saya bagus tidak merugikan karyawan,” kata Ekonom dan Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah.

Sebagaimana diketahui, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 1 Maret 2022 lalu, BRI mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan buyback saham senilai Rp3 triliun yang akan digunakan sebagai insentif jangka panjang bagi karyawan.

Secara nilai dan likuiditas, Piter menyebut, saham emiten bersandi BBRI ini cenderung bagus dan memiliki rekam jejak positif dalam perihal pembayaran dividen.

Baca Juga: Gelar Pertandingan Liga 1 Arema FC vs Persebaya Malam Hari, Indosiar Bantah Akomodir Iklan Rokok

Sebagai contoh, perseroan telah memutuskan membagikan rasio dividen sebesar 85 persen pada tahun buku 2021, dan mengumumkan rasio dividen sebesar 65 persen pada 2020.

Menurut dia, BRI juga berhasil mencetak kinerja cemerlang sepanjang semester I-2022 yang secara konsolidasian mengumpulkan laba Rp24,8 triliun atau diatas 50 persen dari target yang sebesar Rp40 triliun sepanjang tahun ini.

Dalam kesempatan sama, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan insentif berupa saham akan memberikan tambahan semangat kerja karena karyawan merasa ikut memiliki perusahaan.

“Jadi ini menjadi long term insentif yang mengikat semangat kerja dan rasa memiliki pegawai sehingga mereka akan lebih nyaman dan loyal,” kata Amin.

Sebagai informasi, pertumbuhan laba BRI pada semester I-2022 ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga yang tumbuh 10 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp76,86 triliun, dari sebelumnya Rp69,95 triliun pada Juni 2021.

Baca Juga: PSIS Semarang Rekrut Dokter Spesialis Gizi, Pantau Ketat Asupan Makanan Laskar Mahesa Jenar

Selain itu, juga ditopang oleh penyaluran kredit secara konsolidasi yang tumbuh 8,75 persen yoy menjadi Rp1.104,79 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI