Ancaman Resesi Ekonomi, Harga Minyak Dunia Ambles 2 Persen

Rabu, 12 Oktober 2022 | 07:36 WIB
Ancaman Resesi Ekonomi, Harga Minyak Dunia Ambles 2 Persen
Perkembangan harga minyak dunia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia anjlok 2 persen pada perdagangan hari Selasa, memperpanjang penurunan sesi sebelumnya lebih dari 1 persen, karena ketakutan resesi dan lonjakan kasus Covid-19 di China.

Mengutip CNBC, Rabu (12/10/2022) minyak mentah berjangka Brent, ditutup anjlok USD1,90, atau 2 persen menjadi USD94,29 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, menyusut USD1,78, atau 2 persen menjadi USD89,35 per barel.

Presiden Bank Dunia, David Malpass, dan Managing Director Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva, Senin, memperingatkan tentang meningkatnya risiko resesi global dan mengatakan inflasi tetap menjadi masalah yang berkelanjutan.

"Ada pesimisme yang tumbuh di pasar sekarang," kata Craig Erlam, analis OANDA.

Baca Juga: Kekhawatiran Resesi Ekonomi Bikin Harga Minyak Anjlok Hampir 2 Persen

Minyak melonjak awal tahun ini, membawa Brent mendekati rekor tertinggi USD147 karena invasi Rusia ke Ukraina menambah kekhawatiran pasokan, tetapi harga melorot karena ketakutan seputar ekonomi.

Kekhawatiran pukulan lebih lanjut terhadap permintaan di China juga membebani pasar. Pihak berwenang meningkatkan pengujian virus korona di Shanghai dan kota-kota besar lainnya ketika infeksi Covid-19 melejit lagi.

"Dari sudut pandang ekonomi, sepertinya China membuang sesuatu yang berharga bersama sejumlah hal yang tidak terlalu penting dengan terus mengunci populasinya guna menurunkan kasus," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, New York.

Minyak juga berada di bawah tekanan dari apresiasi dolar, yang mencapai level tertinggi multi-tahun di tengah kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga dan eskalasi perang Ukraina.

Dolar yang kuat membuat minyak lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain dan cenderung membebani selera risiko.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Kembali Melesat, Kini Melesat 3 Persen ke Level USD97/Barel

Namun, kerugian dibatasi oleh pasar yang ketat dan keputusan Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya termasuk Rusia, bersama-sama dikenal sebagai OPEC Plus, untuk menurunkan target produksi mereka sebesar 2 juta barel per hari.

Presiden Joe Biden sedang mengevaluasi kembali hubungan Amerika dengan Arab Saudi setelah OPEC Plus, pekan lalu, mengumumkan akan memangkas output minyak, ungkap juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, Selasa.

"Kekurangan pasokan bahkan terus membayangi sampai tahun depan karena pemotongan produksi seharusnya berlaku hingga akhir 2023, menurut keputusan OPEC Plus," kata laporan Commerzbank. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI