Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu cukup membuat daya beli masyarakat terganggu.
Untuk mensiasati agar daya beli tak tergerus habis, pemerintah pun mengeluarkan sejumlah program bantuan sosial (bansos). Nah dikatakan Jokowi untuk program satu ini pemerintah mengeluarkan anggaran sebesar Rp502 triliun.
"Untuk meningkatkan daya beli, konsumsi masyarakat, pemerintah juga memberikan bansos baik berupa kompensasi dan subsidi ini besarnya luar biasa, Rp502,6 triliun. Ini angka yang gede sekali. Tetapi ya inilah karena kita ingin konsumsi masyarakat tetap terjaga, daya beli tetap terjaga, bayarannya ini Rp502 triliun," ungkap Jokowi dalam acara Investor Daily Summit 2022 di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyampaikan, pemerintah telah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi hingga tiga kali lipat di tahun ini menjadi Rp502 triliun.
Baca Juga: 28 Negara Antre 'Pertolongan' IMF, Jokowi: Kita Harus Optimis, Tapi Hati-hati
Namun faktanya, anggaran tersebut tetap kurang lantaran tingginya konsumsi, harga minyak, serta kurs yang lemah.
Kuota BBM bersubsidi diperkirakan segera habis dalam waktu dekat, yaitu Pertalite pada September dan Solar pada Oktober 2022.
"Ini yang saya sebutkan subsidi Rp502 triliun pasti terlewati," kata Sri Mulyani.