Dengan kondisi yang seperti ini, IMA sebagai asosiasi pemasaran yang terdiri dari akademisi, professional, pemerintah dan pengusaha, perlu merapatkan barisan, kompak dan saling berkolaborasi untuk berkontribusi nyata bagi perekonomian di Indonesia.
“Saya percaya, ekonomi Indonesia ini akan start lebih awal ketika resesi selesai bila seluruh elemen di IMA kompak bergerak dan saling kolaborasi serta menjadi marketer yang berjiwa entrepreneur. Terlebih bila didukung oleh 88 Chapter dengan 2.959 anggota IMA di Indonesia,” kata dia.
Suparno menambahkan, ada berbagai hal yang bisa dilakukan bersama untuk berkontribusi bagi Indonesia di masa-masa sulit ini. Di antaranya seperti mengimplementasi ilmu dan praktik pemasaran terbaru melalui kegiatan nyata yang berfokus pada UMKM dan pariwisata.
Di era komoditisasi dan maraknya produk impor saat ini, Brand dan packaging merupakan salah satu diferensiasi yang bisa membantu Indonesia memenangkan persaingan.
IMA juga berkontribusi bagi Indonesia di masa-masa menantang ini untuk menghadapi resesi dengan mendorong implementasi ilmu dan praktik pemasaran yang kreatif dan inovatif melalui kolaborasi untuk membuat UMKM beyond Indonesia Market.
IMA perlu memperkuat kolaborasi dengan menggandeng Kementerian Perdagangan untuk memberikan akses kepada para anggota IMA untuk mendapatkan akses ke pasar luar negeri, serta kerjasama di bidang perdagangan untuk memasarkan produk- produk UMKM unggulan Indonesia.
Dalam acara ini juga dilakukan penyerahan secara simbolis 2.600 pohon mangrove dari President IMA Suparno Djasmin kepada Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka. Jumlah pohon tersebut melambangkan ulang tahun IMA yang ke-26
Penyerahan tersebut kemudian dilanjutkan kepada perwakilan Nelayan Mangrove Bali. Hal tersebut menjadi bukti pentingnya perawatan lingkungan sebagai salah satu poin dalam SDGs untuk mendukung target 2030.