2 Penyebab Cadangan Devisa Indonesia Turun 130,8 Miliar Dolar AS

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 07 Oktober 2022 | 11:31 WIB
2 Penyebab Cadangan Devisa Indonesia Turun 130,8 Miliar Dolar AS
ILUSTRASI-Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (10/2).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2022 tetap tinggi, namun menurun menjadi 130,8 miliar dolar AS dari posisi pada akhir Agustus 2022 sebesar 132,2 miliar dolar AS.

Penurunan posisi cadangan devisa pada September 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Tidak hanya itu, posisi cadangan devisa domestik itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Baca Juga: Pasar Pangan Murah Digital Dikenalkan di Palembang, Pembeli Harus Pakai QRIS

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Bank Indonesia beranggapan,  cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

Sebelumnya BI melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Juli 2022 mencapai 400,4 miliar dolar AS atau turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya 403,6 miliar dolar AS.

Perkembangan tersebut terjadi karena penurunan ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) maupun sektor swasta. Secara tahunan posisi ULN Juli 2022 turun 4,1 persen (year-on-year/yoy), lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya 3,2 persen.

Baca Juga: Hafisz Tohir Dukung QRIS Sebagai Inovasi Digital Sistem Pembayaran Nasional

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI