Sedih, Pandemi Buat 74% Karyawan Indonesia Merasakan Penurunan Kesejahteraan Finansial

Kamis, 06 Oktober 2022 | 16:43 WIB
Sedih, Pandemi Buat 74% Karyawan Indonesia Merasakan Penurunan Kesejahteraan Finansial
Jansen Jumino, Financial Services Director Mekari. (tangkap layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi COVID-19 telah berdampak besar pada kesejahteraan finansial karyawan di Indonesia. Mekari Whitepaper: Laporan Kesejahteraan Finansial Karyawan 2022 oleh Mekari, perusahaan software-as-a-service (SaaS) menemukan bahwa 74% karyawan percaya bahwa kesejahteraan finansial mereka memburuk selama pandemi.

Riset dilakukan pada lebih dari 5.500 karyawan dan 300 perwakilan divisi Sumber Daya Manusia (SDM) dari ragam jabatan dan perusahaan di Indonesia. Para karyawan mayoritas berkecimpung di sektor teknologi, distribusi, ritel, layanan keuangan, hospitality, dan lain-lainnya.

Jansen Jumino, Financial Services Director Mekari, mengatakan riset juga menerangkan bahwa walau 70% dari karyawan yang disurvei mengungkapkan bahwa pendapatan mereka cukup untuk kebutuhan sehari-hari, hanya 14% mengakui bahwa kesejahteraan finansial mereka di atas rata-rata.

“Karyawan Indonesia memainkan peran signifikan saat pandemi karena mereka menjadi motor pendorong kinerja perusahaan. Namun, kesejahteraan finansial mereka tergelincir ke bawah rata-rata karena pendapatan mereka tidak lagi memadai untuk membiayai pengeluaran tidak terduga atau kebutuhan hidup apabila di-PHK,” kata Jansen dalam konferensi persnya secara virtual di Jakarta, Kamis (6/10/2022).

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Sekarang Sudah Mereda, Presiden Jokowi: Mungkin Sebentar Lagi Dinyatakan Berakhir

Riset menunjukkan bahwa karyawan umumnya membutuhkan Rp 4 juta per tahun untuk menutupi pengeluaran tidak terduga. Akan tetapi, rata-rata karyawan hanya mampu menabung dana darurat sebesar Rp 2.6 juta per tahun. Karyawan membutuhkan dana darurat untuk membiayai kebutuhan primer, termasuk kebutuhan sehari-hari dan medis.

Lebih lanjut, 79% dari karyawan ingin agar perusahaan memainkan peran besar dalam mendorong kesejahteraan finansial para pekerja. Akan tetapi, hanya 27% perusahaan merasa bahwa kesejahteraan finansial karyawan adalah tanggung jawab perusahaan.

Riset turut menjabarkan bahwa kesejahteraan finansial karyawan berpengaruh pada produktivitas kerja. Stres finansial akan mengaburkan konsentrasi kerja para karyawan, sehingga produktivitas mereka pun melandai.

Dengan demikian, perusahaan yang menyediakan program kesejahteraan finansial akan memacu produktivitas karyawan, selain memperkuat retensi karyawan. Selain itu, kehadiran program tersebut akan menjadi daya tarik bagi calon karyawan untuk bergabung ke perusahaan yang kini menghadapi perang talenta.

“Riset ini menyimpulkan bahwa perusahaan selayaknya berinvestasi di kesejahteraan finansial karyawan agar bisa memacu retensi dan produktivitas karyawan, dua faktor penentu bagi performa bisnis,” ujar Jansen.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Segera Berakhir, Jokowi Khawatir Soal Pemulihan Ekonomi

Untuk itu Mekari, telah menghadirkan aplikasi atau platform bernama MekariFlex yang dapat memudahkan perusahaan untuk memberikan tunjangan atau manfaat lain selain gaji (flexible benefits) kepada karyawan.

MekariFlex juga memungkinan perusahaan untuk dapat memberikan akses lebih awal atas gaji yang telah menjadi hak karyawan (earned wage access atau EWA).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI