“Ada dua akselerator dalam perkembangan live streaming, perkembangan teknologi dan kebutuhan orang untuk bertahan hidup sembari tetap enjoying life. Sehingga saat pandemi, banyak pelaku bisnis yang berjualan lewat live streaming karena platform ini dapat digunakan secara gratis dan tanpa perlu memiliki peralatan yang canggih.” jelas Ogie.
4. Kolaborasi untuk meningkatkan daya serap lulusan universitas di bursa kerja

Sesi Visionary Leader lainnya yang tak kalah menarik di hari pertama adalah ‘The Future of Work and Education’. Di sesi ini, hadir Rektor Universitas Telkom Prof. Dr. Adiwijaya, Founder, CEO IDN Media Winston Utomo, dan Vice President Director Bank Mandiri Alexandra Askandar. Sesi ini berlangsung meriah dengan membahas kesenjangan antara demand jenis pekerjaan di bursa kerja dan supply lulusan perguruan tinggi yang siap kerja. Oleh karena itu, universitas dan perusahaan punya peran penting untuk menghilangkan kesenjangan tersebut.
“Universitas Telkom menghadirkan banyak dosen dari kalangan praktisi agar dapat mentransfer practical skill mereka ke mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga mengikuti program magang bersertikat untuk memberikan gambaran mengenai lingkungan kerja yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan agar saat kembali ke kampus, mahasiswa dapat lebih bersemangat untuk belajar,” ungkap Adiwijaya.
Selain itu, Winston menambahkan bahwa selain kemampuan yang mumpuni, seseorang mesti memiliki integritas yang tinggi, kemampuan self-leadership, attitude yang positif, kemampuan memahami struktur dan problem solving, serta mengerti bahwa pekerjaan mereka memiliki dampak positif untuk masa depan bangsa agar mereka dapat bertahan di dunia kerja.
5. Pentingnya perempuan memiliki motivasi diri yang tinggi

Di panggung Future is Female, ada sesi ‘Debunking The Funding Gap in Women-Led Startup Investing’. Sesi ini hadir berawal dari keprihatinan akan minimnya representasi pemimpin perempuan di start-up Indonesia. Dipandu oleh Head of Business Development
IDN Media Sylvia Alexandra Sudradjat, sesi diskusi ini dihadiri oleh Partner East Ventures Melisa Irene, CEO ZAP Finance Prita Ghozie, dan Co-founder & COO ASTRO Indonesia Jessica Jap.
Di sesi ini, para pembicara memberikan insight mengenai tantangan yang dihadapi perempuan di dunia kerja, termasuk representasi pemimpin di startup dan masih sedikitnya startup dengan pemimpin perempuan yang mendapatkan funding dari investor sekaligus memberikan solusi atas isu tersebut. Mereka pun sadar bahwa terkadang perempuan menginternalisasi peran domestiknya sehingga menghambat potensi mereka.
Baca Juga: 60 Persen Gen Z Butuh Peran Mentor Untuk Kembangkan Keterampilan Digital
“Perempuan harus bisa mengisi dan memanfaatkan waktunya melalui hal-hal positif. Untuk itulah, perempuan perlu memiliki internal motivation, secure, dan support system,” ungkap Prita saat ditanya bagaimana perempuan dapat menjalankan multi-peran.