Suara.com - Diperkirakan 1.226 hektare tanaman tembakau yang tersebar di empat kecamatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terendam banjir imbas anomali cuaca dalam sepekan terakhir.
Koordinator Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian Tulungagung, Gatot Rahayu mengatakan, lahan pertanian tembakau yang terdampak banjir tersebar di 20 desa, dan sebagian besar ada di wilayah selatan Kota Tulungagung.
"Daerah terparah tanaman tembakau yang tergenang banjir ini terdapat di wilayah Kecamatan Campurdarat," terang Gatot, Rabu 9/6/2022) kemarin.
Untuk daerah Campurdarat, secara keseluruhan luasan tanaman tembakau mencapai 500-an hektare.
Baca Juga: Bulog Bagikan Corn Sheller bagi Petani Jagung di Lampung
"Sementara yang terendam usia tanamannya beragam, mulai 30 hari hingga memasuki masa panen," ujarnya, dikutip dari Antara.
Hingga saat ini, lanjut Gatot, pihaknya masih melakukan pemantauan terhadap kondisi tanaman yang tergenang banjir.
Padahal, tanaman tembakau dikenal sangat rentan mengalami kerusakan jika terlalu lama terkena air. Petani terancam mengalami gagal panen atau puso.
Oleh karenanya, Gatot mengimbau kepada para petani untuk segera memanen tanaman tembakaunya agar tidak merugi.
"Jika nanti terjadi gagal panen, kami akan memberikan bantuan berupa benih padi ke petani, setiap hektare akan mendapatkan 25 kilogram benih padi," pungkasnya.
Baca Juga: Dengarkan Aspirasi Pekerja Tembakau, Bea Cukai Gelar Audiensi di Temanggung dan Salatiga
Untuk diketahui, perkiraan biaya tanam satu hektare tembakau berkisar Rp30 juta hingga Rp55 juta. Biaya tersebut berasal dari pupuk, biaya olah tanah hingga tenaga. Dengan perkiraan itu, maka petani berpotensi rugi hingga Rp6,13 miliar.