Suara.com - Bank Mandiri mengasumsikan tingkat inflasi dalam negeri tidak akan setinggi negara-negara lain. Diperkirakan, inflasi akhir tahun 2022 masih akan sesuai dengan prediksi Tim Ekonom Bank Mandiri yakni di kisaran 6,27%.
Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, kenaikan harga BBM masih menjadi penyebab kuat inflasi hingga akhir tahun. Terlebih pada September 2022, BPS mengumumkan inflasi sebesar 5,95%.
Meski begitu, Panji menambahkan ada indikator positif yang bisa dipetik dari angka inflasi tersebut. Pertama, inflasi year to date (ytd) relatif rendah dibandingkan negara-negara lain, yaitu 4,84%.
Selain itu, pemerintah bersama-sama dengan Bank Indonesia (BI) tengah berupaya untuk menjaga inflasi pangan berada di level stabil. Tujuannya, agar daya beli masyarakat tetap terjaga hingga akhir tahun.
Baca Juga: Inflasi RI Melejit ke 6 Persen, Menko Airlangga Prediksi Turun 4 Bulan Lagi
"Perlu diingat, kebijakan Pemerintah dan BI telah responsif bahkan sebelum kenaikan harga BBM terjadi. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai subsidi dan bantuan untuk menopang pendapatan masyarakat. Di sisi lain, BI merespon kebijakan pre-emptive dengan menaikkan suku bunga acuan dengan total 75 basis poin (bps) dalam dua bulan terakhir," ujar Panji dalam konferensi pers virtual, Selasa (4/10/2022).
Melihat respon kebijakan ini, Tim Ekonom Bank Mandiri optimis ekonomi Indonesia akan relatif stabil sampai akhir tahun.
Apalagi, Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan di beberapa sektor seperti telekomunikasi, jasa kesehatan dan sektor terkait program hilirisasi.
Selaras dengan itu, beberapa sektor ekonomi lain juga masih punya daya tahan yang kuat terhadap gejolak eksternal seperti sektor makanan-minuman, utilities (listrik, air dan gas), hingga sektor pemerintahan.
Faktor lain yang tak kalah penting lanjut Panji, fungsi intermediasi perbankan yang masih melaju di awal kuartal III 2022. Data mencatat, pertumbuhan kredit industri perbankan di bulan Agustus masih dua digit menembus 10,62% yoy.
Baca Juga: Mendagri Minta Daerah Lakukan Langkah Detail Kendalikan Inflasi
"Kualitas aset perbankan juga cukup stabil, terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) industri terjaga di level 2,9% pada bulan Juli 2022," katanya.
Dengan kinerja itu, Bank Mandiri menilai kinerja perekonomian Indonesia masih sangat baik meski berada di tengah volatilitas pasar yang tinggi serta ancaman risiko global yang semakin besar.
"Dengan kondisi tersebut, kami masih meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2022 ini akan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di kuartal sebelumnya," katanya.