Pemerintah Ogah Turunkan Harga Pertalite, Walau Harga Minyak Dunia Merosot

Selasa, 04 Oktober 2022 | 16:53 WIB
Pemerintah Ogah Turunkan Harga Pertalite, Walau Harga Minyak Dunia Merosot
Perbandingan Harga BBM di Indonesia dan Negara-negara di kawasan ASEAN - Stasiun Pengisian BBM Bersubsidi. (dok. Pertamina)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski harga minyak dunia saat ini mulai berangsur turun dari level tertingginya, tetapi kondisi ini tak membuat pemerintah langsung menurunkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri, khususnya yang bersubsidi.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengemukakan, harga jual Pertalite tak mungkin turun karena jenis BBM tersebut masih disubsidi pemerintah. Menurutnya, kondisi tersebut lain cerita dengan Pertamax yang harga jualnya sudah mengikuti harga pasar minyak dunia.

"Pertalite kan JBKP (Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan) artinya nurunkan subsidi. Kalau Pertamax kan JBU (Jenis Bahan Bakar Umum), kan itu perusahaan itu sendiri yang menentukan berhubungan langsung dengan harga minyak dunia. Kalau Pertalite itu kan harganya memang subsidi," jelas Tutuka di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (4/10/2022).

Hal inilah, kata dia, yang membuat pemerintah hingga saat ini belum juga menurunkan harga BBM bersubsidi meski harga minyak dunia mulai merangkak turun.

Baca Juga: Alasan Nicke Kembali Dipilih Jadi Dirut Pertamina: Transformasi Perusahaan

Tak hanya itu, saat ini kata Tutuka harga jual Pertalite juga masih jauh dari harga keekonomian sebenarnya, sehingga alasan ini yang membuat pemerintah juga menurunkan harga jual Pertalite ataupun Solar.

"Masih di bawah harga keekonomian kan tetap. Masih jauh dari harga keekonomian," katanya.

Sebelumnya, mengutip CNBC, Selasa (4/10/2022) minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, ditutup melonjak USD4,14 atau 5,2 persen menjadi USD83,63 per barel. Sepanjang September, WTI tercatat anjlok 12,5 persen dan kuartal ketiga merosot 24 persen.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, menetap di posisi USD88,86 per barel, melonjak USD3,72, atau 4,4 persen. Brent melorot 11 persen untuk periode September dan kuartal ketiga tersungkur 22 persen.

Harga minyak tergelincir selama empat bulan berturut-turut sejak Juni, karena penguncian Covid-19 di konsumen energi utama China memukul permintaan sementara kenaikan suku bunga dan dolar AS membebani pasar keuangan global.

Baca Juga: Inflasi Indonesia Mulai Mengganas Setelah Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Tapi Menko Airlangga Belum Was-was

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI