Untuk memanfaatkan keberadaan alsintan, Kementan melakukan pelatihan SDM, yaitu pengelola dan operator, kemudian melakukan pengawalan dan pendampingan teknis dan manajemen.
"Kita juga memfasilitasi sarana pendukung operasional Taksi Alsintan, seperti sarana managemen informasi, perbengkelan, suku cadang, BBM, pelumas, penguatan Kelembagaan pengelola taksi alsintan, juga pengawasan dan evaluasi," katanya.
Ali berharap, kemudahan-kemudahan bisa didapatkan oleh para pengelola taksi alsintan.
"Jadi relatif ini tidak ada APBN, tapi menggunakan dana perbankan. Kami tentu yang menjalankan di lapangan, terima kasih pada bapak presiden, menkeu, dan semua yang terlibat. Untuk pak menteri pertanian, kami eksekutor di lapangan siap menjalankan ini. Namun beberapa poin perlu diperhatikan, seperti saya bilang tadi DP-nya masih 30 persen diperbankan. Boleh tidak, DP-nya diturunkan," katanya.
Ali mengatakan, poinnya adalah level mekanisasi kita kalau dibanding dengan negara-negara maju sangat jauh tertinggal.
"Kita belum sampai 5 level mekanisasi. Level mekanisasi itu maksudnya adalah jumlah host power Alsintan yang bekerja di lahan 1 hektare. Amerika sudah di atas 15 bahkan 18, Jepang sudah 17, negara tetangga kita juga sudah cukup bagus. Jadi kita ini masih di bawah 5, sehingga bisa dibilang efisiensi usaha tani padi kita memang masih agak besar, masih agak tinggi," ujarnya.
Menurutnya, salah satu penyebab mekanisasi belum maksimal adalah karena alsintan belum bekerja semuanya.
"Masih banyak petani kita panen yang manual, tanam manual, mengolah tanah masih ada yang pegang cangkul. Padahal alsintan ada, traktor roda 4 roda 2 ada dan pemerintah tentu dengan anggaran yang ada kita sudah gelontorkan sudah jalankan. Tapi dengan program taksi alsintan merah putih, kita berharap ada percepatan mekanisasi pertanian kita semakin hebat, itu yang kita harapkan," ujarnya.
Ali berharap perbankan bisa turut membantu menaikkan level mekanisasi melalui kemudahan uang muka.
Baca Juga: Kementan Dorong Produktivitas Pertanian dan Pemulihan Ekonomi dengan Program Jalan Usaha Tani
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, mengapresiasi yang dilakukan petani. Karena punya panen yang baik, hasil berlebih.