Suara.com - Harga emas melesat lebih dari 2 persen pada perdagangan hari Senin (3/10/2022) karena dolar AS dan imbal hasil obligasi bergerak melemah.
Mengutip CNBC, Selasa (4/10/2022), harga emas di pasar spot melesat 2,3 persen menjadi USD1.698,48 per ounce yang bisa menjadi kenaikan harian terbesar sejak 8 Maret.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 1,8 persen lebih tinggi menjadi USD1.702 per ounce.
Sementara itu perak melambung 8,8 persen menjadi USD20,67 per ounce, level tertinggi sejak pertengahan Agustus.
"Sepanjang September, semuanya menghadapi tekanan hebat dan jenuh jual," kata Michael Matousek, Kepala Trader U.S. Global Investors.
"Sekarang orang mencari peluang, terutama pemegang non jangka panjang dari logam ini, yang melakukan aksi beli saat terjadi penurunan dan menjual saat reli," tambahnya.
Dolar melemah, membantu permintaan emas yang dihargakan dengan greenback di antara pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Sementara imbal hasil US Treasury 10-tahun turun ke level terendah lebih dari satu minggu, mendukung permintaan emas yang tidak menawarkan bunga.
Mundurnya mata uang safe-haven itu memberi emas sedikit kelonggaran, dengan harga logam kuning melakukan pemulihan kecil sejak meluncur ke level terendah sejak April 2020 pekan lalu.
Baca Juga: Sentimen The Fed Hingga Dolar AS Bikin Harga Emas Bergerak Datar
"Emas menemukan dukungan karena baru-baru ini menurun ketimbang pasar secara keseluruhan," kata Matousek.