Kawasan Industri Nikel Terbesar di Indonesia Bakal Berikan Pelatihan Kepada 17 Ribu Pekerja

Senin, 03 Oktober 2022 | 22:08 WIB
Kawasan Industri Nikel Terbesar di Indonesia Bakal Berikan Pelatihan Kepada 17 Ribu Pekerja
Kawasan industri Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang terletak di Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), kawasan industri nikel terbesar di Indonesia yang terletak di Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara (Malut), bakal memberikan pelatihan kepada 17 ribu pekerja untuk meningkatkan keahlian.

Sejak 2019 hingga 2022, total peserta yang mengikuti pelatihan ini mencapai 17.358 orang, dengan berbagai jenis keterampilan alat berat meliputi pelatihan excavator, wheel loader, dump truck, dan welder. Saat ini, peserta yang sedang menjalani pelatihan berjumlah kurang lebih 800 orang.

Humas PT IWIP Bilal Sau mengatakan, program pelatihan ini adalah upaya PT IWIP dalam menyiapkan tenaga kerja yang siap dalam dunia industri.

Harapannya, lanjut Bilal, angkatan kerja di Maluku Utara bisa terserap secara optimal, dengan begitu maka angka pengangguran juga bisa diminimalisir.

Baca Juga: MIND ID Wujudkan Hilirisasi Pengembangan Industry Aluminium dan Nikel di Indonesia

“Untuk pelatihan ini, kami memprioritaskan masyarakat Maluku Utara, namun tidak menutup kemungkinan dari luar juga bisa ikut bergabung. Selama pelatihan kami juga menyediakan akomodasi dan konsumsi untuk peserta pelatihan,” kata Bilal dalam keterangan tertulis, Senin (3/10/2022).

Bilal mengungkapkan, pada awal tahun ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pengangguran di Halmahera Tengah yang mengalami penurunan.

“Para peserta ini akan mengikuti pelatihan dalam rentang waktu tertentu. Di akhir nanti peserta bakal mengikuti ujian, dan jika dinyatakan lulus, mereka langsung bisa di kontrak menjadi karyawan PT IWIP,” imbuhnya.

Salah satu peserta pelatihan alat berat, Risal Abdullah mengatakan, telah mengikuti pelatihan excavator selama satu bulan dua hari.

Risal mengaku, alih-alih melamar sebagai pekerja umum, dirinya lebih berniat untuk mengikuti pelatihan. Meskipun ia tahu selama mengikuti pelatihan ia belum terikat kontrak sehingga belum memperoleh gaji.

Baca Juga: Komisi VII DPR Dukung Jokowi Lanjutkan Hilirisasi Nikel untuk Kemakmuran Rakyat

“Tak masalah (belum dapat gaji), karena memang saya ingin belajar dulu. Nanti kalau sudah punya skill kan lebih bagus,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI