Suara.com - Pemerintah tengah bersiap menyambut era keemasan ekonomi digital Indonesia. Apalagi, kehadiran e-commerce dengan online travel agent (OTA) bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi digital
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil, mengatakan, berdasarkan proyeksi Kementerian Keuangan, ekonomi digital Indonesia tumbuh 20 persen dari tahun 2021, menjadi USD146 miliar pada tahun 2025.
Sedangkan, untuk kontributor terbesar diperkirakan melalui e-commerce dan online travel (OTA).
"Kalau kita lihat dari sisi size ekonomi digital, Indonesia meningkat dengan sangat pesat dan tentu yang namanya strategi besar dari Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0 ke depan. Ini semua dijalankan dengan digital ekosistem dengan inovasi dan juga dengan berbagai infrastruktur digital Indonesia," ujarnya di Jakarta, yang ditulis Senin (3/10/2022).
Baca Juga: Erick THohir Prediksi Indonesia Jadi 'Raja' Ekonomi Digital Asia Tenggara Pada 2030
Pemerintah juga telah memasukkan ekonomi digital menjadi satu dari 18 industri pionir yang mendapatkan kebijakan fiskal terkait transaksi elektronik dan barang digital. Sehingga, para perusahaan teknologi berlomba-lomba untuk berinovasi dalam membangun ekosistem digitalnya.
Pada praktiknya, bermacam cara dilakukan para pengusaha untuk menggaet pelanggan membelanjakan uangnya. Mulai dari promosi potongan harga, sinergi ekosistem layanan, hingga mengintegrasikan kanal penjualan digital dan konvensional (omnichannel) untuk memperluas dan memudahkan akses konsumen.
Sementara, peneliti dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Muhammad Andri Perdana, mengatakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia banyak dibantu di antaranya oleh industri keuangan dan ekonomi digital.
Konsep yang digunakan oleh banyak startup yang berkembang adalah mengintegrasikan dari teknologi digital. Menurutnya, penggabungan layanan digital antara dua platform akan menghasilkan ekosistem bisnis yang sehat.
"Secara bisnis, model kolaborasi ini menguntungkan karena memperbesar ceruk pasar, sekaligus mendongrak pendapatan dari ecommerce ini. Selain itu, model bisnis E-commerce dan OTA ini adalah berbasis teknologi digital, maka otomatis juga akan mendongkrak geliat ekonomi digital di Indonesia dan menjadi sesuatu yang baru dan luar biasa," kata Andri.
Baca Juga: Startup Indonesia Didominasi Pinjaman Online
Di Indonesia sendiri, beberapa perusahaan sudah mulai mengimplementasikan skema bisnis ini. Misalnya dua perusahaan rintisan milik grup Djarum, Blibli dan tiket.com. Di bawah naungan GDP Venture, Blibli bersinergi dengan tiket.com menggabungkan ekosistem e-commerce dan OTA.
"Melalui integrasi layanan e-commerce dan online travel agent, pengguna bisa menggabungkan keanggotaan dari kedua aplikasi untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari pemenuhan kebutuhan harian dan gaya hidup," imbuh CEO dan Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto
Akhir tahun lalu, Blibli bahkan telah mengakuisisi mayoritas saham PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) untuk memperkuat ekosistem omnichannel di sektor e-groceries.
"Kolaborasi ini menjadi momentum bagi Blibli dalam percepatan dan penguatan omnichannel kedua entitas dalam mengembangkan layanan groseri," pungkas Kusumo.