Suara.com - PT Jasa Raharja bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) mengembangkan ekowisata di Desa Kulati, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Pengembangan itu melalui sejumlah kegiatan, yaitu pemberdayaan ekonomi perempuan pesisir, pengelolaan sampah terintegrasi, dukungan keberlanjutan program ke dalam regulasi desa, dan pembuatan media publikasi pengelolaan sampah terpadu.
Selain itu, pengelolaan sampah terpadu di Desa Kulati sangat penting karena sepanjang pesisir pantai di Desa Kulati merupakan tempat berlabuh sampah plastik kiriman dari daerah, bahkan negara tetangga mulai dari Lampung, Nusa Tenggara Barat, Maluku sampai Malaysia dan Vietnam.
"Kami meyakini, jika kawasan konservasi dikelola dengan baik maka akan memberikan banyak manfaat, baik secara ekonomi maupun ekologi bagi masyarakat setempat, mengingat terdapat beberapa peninggalan bersejarah sebagai daya tarik pariwisata antara lain Meriam peninggalan perang yang menghadap ke Pulau Binongko serta kapal karam hasil rampasan Jepang di masa perang yang dapat ditemui kira-kira 500 meter ke arah laut dari Pantai Huuntete,"ujar Direktur Hubungan Kelembagaan Jasa Raharja Munadi Herlambang di Jakarta, Jumat (30/9/2022).
Baca Juga: 3 Destinasi Wisata Unik di Wakatobi
Munadi memaparkan, program pertama yang dilakukan di Desa Kulati adalah pemberdayaan ekonomi perempuan lokal kepada kelompok Padatimu Toasoki dengan mendukung pengembangan produk lokal, yaitu kerupuk ikan simba yang diluncurkan pada Oktober 2021.
Upaya ini, jelas dia, bertujuan untuk meningkatkan peran perempuan pesisir sebagai pemeran aktif penjaga keberlanjutan sumber daya pesisir.
"Selain itu, juga sebagai upaya untuk meningkatkan penghasilan tambahan melalui pengolahan produk olahan berbasis laut, sehingga diharapkan berdampak pada percepatan pemulihan ekonomi nasional," kata dia.
Pemberdayaan perempuan ini juga didukung oleh pemerintah desa setempat dengan membuat Peraturan Desa (Perdes) Kulati Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Pemberdayaan Perempuan.
"Hal ini menjadi indikator penting dimana keberlanjutan program pemberdayaan perempuan, khususnya dalam hal peningkatan ekonomi perempuan, mendapatkan dukungan dari pemerintah Desa Kulati," jelas Munadi.
Untuk mengatasi persoalan sampah, Jasa Raharja juga menggandeng masyarakat setempat untuk mengembangkan serangkaian kegiatan pengelolaan sampah terpadu, seperti pemilahan sampah dan melakukan proses daur ulang sampah melalui pembuatan kompos.
Baca Juga: Kisah Marwi Ubah Hutan Kabupaten Lombok Tengah Menjadi Ekowisata
"Proses berikutnya, adalah uji coba menggunakan sampah plastik tertentu, yang sudah dipilah sesuai sesuai jenis plastiknya, untuk diolah menggunakan mesin pyrolysis sehingga menjadi bahan bakar minyak berupa solar," imbuh Munadi.
Munadi berharap, rangkaian program tersebut, diharapkan bisa berdampak positif terhadap kelestarian lingkungan dan peningkatan perekonomian masyarakat Wakatobi.