Suara.com - PT Rekayasa Industri (Rekind) digandeng Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam rangka riset dan percepatan hilirisasi monasit menjadi oksida logam tanah jarang (LTJ), Fosfat, uranium dan torium. Selain Rekind, kerjasama ini juga menggandeng, Kementrian ESDM (Minerba), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PT Timah tbk dan PT Bersahaja.
Tentunya sinergi ini membawa ‘angin segar’ tersendiri, khususnya buat Rekind dalam mengembangkan misi yang dimanatkan negara. Selain itu, kerjasama ini juga menunjukkan gambaran bahwa di tengah pusaran tantangan besar dan berat yang dihadapainya, Perusahaan Engineering, Procurement dan Construction (EPC) Nasional tersebut masih mampu menjunjung tinggi komitmennya untuk terus mengembangkan inovasi sebagai bentuk upaya mempertahakan eksistensi perusahaan.
“Sinergi ini merupakan amanah besar yang diberikan negara kepada kami sebagai upaya meningkatkan kemampuan perekenomian bangsa yang saling menguntungkan dengan tujuan menyusun kebijakan, data riset, dokumen teknis hingga percepatan industrialisasi pengolahan monasit menjadi uranium, torium, Fosfat dan oksida LTJ dalam rangka peningkatan nilai tambah sumber daya alam,” ujar Direktur Utama PT Rekayasa Industri Triyani Utaminingsih.
Dikatakannya, kerjasama ini juga merupakan tahapan atas prestasi yang dilakukan Rekind sebagai satu-satunya Perusahaan EPC milik bangsa yang berkontribusi aktif dalam pembangunan ekosistem dan melahirkan industri LTJ di tanah air.
Baca Juga: Rekind Telah Merampungkan PLTP Rantau Dedap
Kolaborasi ini direalisasikan melalui penandatanganan kerja sama antara Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi yang diwakili oleh Nani Hendiarti selaku Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementriaan ESDM yang diwakili oleh Ridwan Djamaluddin selaku Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diwakili oleh R. Hendrian selaku Plt Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi Nasional, Achmad Ardianto Direktur Utama PT Timah tbk, Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih dan Arbi Leo S Direktur Utama, PT Bersahaja.
Perjanjian kerjasama ini dilaksanakan di Gedung BRIN Thamrin pada Hari selasa tanggal 27 September 2022.
LTJ merupakan logam yang terkandung dalam Monasit. Salah satu contoh sumber deposit utamanya yaitu monazite, merupakan mineral ikutan yang ada pada pertambangan timah. Saat ini ada beberapa negara yang mengembangkannya di level bisnis, yaitu China, Australia dan Amerika Serikat.
Pemanfaatan LTJ menjadi perhatian Negara sejak 2018, hal itu ditandai dengan dibentuknya konsorsium oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Keputusannya Nomor 236/2018.
Produk turunan LTJ mampu mendukung peran di sektor otomotif di masa depan, terutama dalam menyediakan magnet untuk motor pada mobil listrik. Selain itu, juga berpotensi menunjang pengembangan sektor energi melalui panel surya efisiensi tinggi dan baterai dengan kemampuan penyimpanan energi yang besar.
Baca Juga: Mensesneg dan Wamen BUMN 1 Didampingi Dirut Rekind Tinjau Kesiapan JTB
LTJ juga memiliki peran besar dalam industri kesehatan, seperti pada alat Magnetic Resonance Imaging (MRI), serta industri pertahanan melalui cat anti radar.
"Maka dari itu, keterlibatan kami dalam Riset dan Percepatan Hilirisasi Penambangan Timah Monasit menjadi Uranium, Torium , Fosfat dan Logam Tanah Jarang (LTJ) Oksida merupakan bentuk kontribusi besar Rekind karena LTJ memiliki produk yang bervariasi dan fleksibel untuk dikembangkan,” lanjut Yani.
Anak usaha PT Pupuk Indonesia tersebut akan berperan dalam penyusunan BED dan FEED dokumen dan pembangunan Demo plant dalam lingkup perancangan pengolahan monasit menjadi LTJ Oksida dalam mendukung pemanfaatan sisa hasil pengelohan timah.