Suara.com - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewamemproyeksikan suku bunga deposito akan naik kira-kira 10 basis poin (bps) hingga 15 bps jelang akhir tahun setelah peningkatan tingkat bunga penjaminan (TBP).
Hal ini ia sampaikan berdasarkan kenaikan TBP yang baru dilakukan sebesar 25 bps pada simpanan rupiah di bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR), sedangkan untuk simpanan valuta asing di bank umum ditingkatkan 50 bps.
"Mengingat likuiditas perbankan yang cukup berlimpah, mungkin sampai akhir tahun kenaikan akan sampai setengah dari TBP LPS," kata Purbaya dalam Konferensi Pers mengenai Tingkat Bunga Penjaminan.
Sehingga, ia memperkirakan suku bunga deposito kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 kemungkinan akan naik menjadi 2,8 persen sampai 2,9 persen menjelang akhir tahun 2022.
Baca Juga: Bank Sentral Dunia Kompak Kerek Suku Bunga, Sri Mulyani Ketar-Ketir Soal Resesi
LPS mencatat per September 2022 suku bunga deposito rupiah pada KBMI 1 berada di level 2,7 persen, KBMI 2 di level 2,34 persen, KBMI 3 di level 2,05 persen, serta KBMI 4 di level 1,88 persen.
Pada triwulan II-2022, Purbaya mengungkapkan memang terdapat kenaikan suku bunga pasar (SBP) simpanan rupiah meski belum terlalu signifikan, yakni 11 bps.
Dengan demikian, tren tersebut belum menunjukkan kenaikan yang terlalu signifikan meskipun Bank Indonesia (BI) sudah menaikkan suku bunga acuannya. "Respons dari pasar belum signifikan karena memang biasanya perbankan akan lebih responsif terhadap TBP LPS," tuturnya.
Kendati begitu, ia berpendapat kenaikan suku bunga deposito akan terbatas karena kondisi likuiditas perbankan yang masih cukup baik.
Baca Juga: Koperasi Jadi Langkah Nyata Kurangi Rentenir Yang Beredar di Desa