Begini Dinamika Traveling Sebelum dan Sesudah Harga Tiket Pesawat Turun

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 26 September 2022 | 19:35 WIB
Begini Dinamika Traveling Sebelum dan Sesudah Harga Tiket Pesawat Turun
Ilustrasi traveling (Pexels/Alexandr Podvalny)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa waktu lalu, harga tiket pesawat dengan berbagai rute cenderung lebih mahal dari sebelumnya dan menjadi perbincangan publik, tak terkecuali di kalangan masyarakat Indonesia. Banyak pihak mengeluhkan kondisi tersebut dan mengharapkan harga tiket turun mengingat intensitas penerbangan rute domestik dan internasional kembali meningkat.

Setelah pemerintah dan maskapai penerbangan mengupayakan penurunan harga tiket pesawat sejak akhir Agustus lalu, harga tiket pesawat mulai menurun dan membawa angin segar bagi industri travel serta para travelers.

Lantas, seperti apa dinamika traveling sebelum dan sesudah harga tiket pesawat turun?

Ryan Kartawidjaja - VP of Commercial and Marketing Pegipegi. (Pegipegi)
Ryan Kartawidjaja - VP of Commercial and Marketing Pegipegi. (Pegipegi)

Vice President of Commercial and Marketing Pegipegi, Ryan Kartawidjaja, mengatakan, “Sebelumnya kami melihat peningkatan harga tiket pesawat paling tinggi ada di Bulan Juli. Jika dibandingkan dengan akhir tahun 2021, harga tiket pesawat naik 40 hingga 50 persen. Sedangkan jika dibandingkan pada awal tahun 2022, harga tiket pesawat naik 50 hingga 60 persen."

Baca Juga: Wisatawan Mau ke Toraja Naik Pesawat, Langsung Batal Saat Cek Harga Tiket

Pada saat isu mahalnya tiket pesawat menjadi perbincangan hangat pada sekitar bulan Juni-Juli 2022, Pegipegi mencatat adanya kenaikan pemesanan tiket kereta api dan bus serta kendaraan travel masing-masing sebesar 50 persen jika dibandingkan pada periode Januari-Maret 2022.

Adapun tujuan favorit yang dipilih pelanggan saat memesan tiket kereta api adalah Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Bekasi, Purwokerto, Surakarta dan Malang. Sedangkan untuk tujuan favorit bus dan kendaraan travel adalah Jakarta, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Tangerang, Malang, Bandar Lampung, dan Solo.

Ketika pemerintah dan maskapai penerbangan mengupayakan penurunan harga tiket pesawat, Pegipegi mencatat penurunan harga tiket pesawat di kisaran 5 hingga 15 persen. Ada juga yang mengalami penurunan harga hingga 25 persen.

Ryan menjelaskan, hampir seluruh maskapai penerbangan terlihat memberlakukan penurunan harga tiket pesawat, seperti Garuda Indonesia, Batik Air, Lion Air, Super Air Jet, Citilink, Air Asia, NAM Air, dan Sriwijaya Air.

Berikut adalah data yang diambil tanggal 12 September terkait gambaran harga sebelum dan sesudah kebijakan penurunan harga tiket pesawat di sejumlah rute populer domestik dan internasional:

Baca Juga: Wow! Ternyata Harga Tiket Pesawat Pada 1930 Lebih Mahal Tiga Kali Lipat dari Sekarang

Tiket Jakarta-Medan
Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp1,3 jutaan
Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp1,1 jutaan

Tiket Jakarta-Surabaya
Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp920rb-an
Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp870rb-an

Tiket Jakarta-Bali
Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp1,9 jutaan
Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp1,7 jutaan

Tiket Bali-Jakarta
Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp1 jutaan
Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp900rb-an

Tiket Jakarta-Makassar
Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp1,7 jutaan
Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp1,4 jutaan

Tiket Jakarta-Singapura
Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp4,8 jutaan
Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp3,8 jutaan

Adapun destinasi internasional yang paling banyak menjadi tujuan perjalanan adalah sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Selain destinasi Asia Tenggara, para travelers juga mulai melirik destinasi negara di wilayah Asia Timur, Eropa dan Australia, seiring relaksasi kebijakan pembatasan perjalanan di berbagai negara kawasan tersebut.

Di sisi lain, Ryan mengungkap adanya kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baru-baru ini tentu mendorong masyarakat berpikir ulang untuk traveling karena kebijakan ini berpengaruh pada alokasi anggaran masyarakat dalam kebutuhan traveling.

“Meski demikian. kami melihat permintaan kebutuhan pemesanan tiket transportasi dan akomodasi untuk wisata masih berada di level yang tinggi secara month on month, yang salah satu kemungkinannya ditopang kebijakan penurunan harga tiket pesawat. Kami tetap optimis tren traveling masyarakat akan terus bertumbuh hingga akhir tahun ini,” ujar Ryan dalam keterangan tertulisnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI