Suara.com - Nilai tukar rupiah hari ini berakhir melemah di hadapan dolar AS. Mata uang Garuda melemah bersama beberapa mata uang lain di kawasan Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,61 persen atau 92 poin sehingga parkir di posisi Rp15.129,50 per dolar AS. Indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau menguat 0,21 poin atau 0,18 persen ke level 113,40.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan ini terjadi karena dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya pada hari Senin, setelah sikap hawkish Federal Reserve.
"Kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi kian mengemuka setelah Federal Reserve mengerek suku bunga acuan di kisaran 3,00-3,25 persen," kata Ibrahim.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Amblas Lagi, Kini Tembus Rp15.089 per Dolar AS
Dia mengatakan The Fed, dengan sinyal hawkish-nya, mengisyarakan kenaikan suku bunga hingga 4,6 persen pada tahun depan. Hal ini semakin membebani ekonomi dunia bahwa tren suku bunga bakal mendorong AS ke dalam perlambatan pertumbuhan.
Sementara dari sisi internal para investor boleh dikatakan cukup mengejutkan ketika Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (RDG BI) pada 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen.
"Keputusan itu cukup mengejutkan, karena mayoritas ekonom memperkirakan kenaikan BI rate hanya sebesar 25 bps menjadi 4 persen," katanya.
Menurutnya, keputusan RDG BI kali ini. menegaskan stance atau view bank sentral ke depan yang lebih ketat (hawkish) dengan pertimbangan utama ekspektasi inflasi yang melampaui sasaran inflasi yang 2-4 persen pasca kenaikan harga BBM.
Baca Juga: Gubernur Bank Indonesia Sebut Nilai Tukar Rupiah Masih Loyo Hingga September Ini