Suara.com - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mendapat peringkat Outperform dari Macquarie, perusahaan sekuritas berbasis di Australia. Perusahaan ekosistem digital terbesar di Indonesia ini dinilai sedang di jalur yang tepat untuk mendapatkan keuntungan bisnis secara berkelanjutan dengan potensi pertumbuhan pendapatan yang solid.
Macquarie Sekuritas Indonesia dalam risetnya berinisiatif menyematkan peringkat Outperform melihat harga saham GOTO yang saat ini diperdagangkan di kisaran Rp266 per saham. Seperti diketahui, istilah Outperform digunakan untuk saham yang diperkirakan kenaikannya bisa melebihi rata-rata pasar (Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG).
Target harga saham (Target Price) GOTO secara jangka pendek menurut sekuritas yang berpusat di Australia ini adalah Rp324 per saham. Kuncinya ada pada eksekusi monetisasi dan efisiensi yang lebih baik.
”Kami menggunakan beberapa metodologi dalam menilai GOTO. Target harga Rp324 kami menyiratkan kelipatan rasio EV (Enterprise Value/EBITDA) terhadap pendapatan bersih sebesar 16,2 kali,” tulis riset yang disusun analis Macquarie Sekuritas Indonesia, Ari Jahja dan Akshay Sugandi yang dirilis jelang akhir September ini.
Dalam situasi harga saham GOTO sedang lebih rendah dibandingkan saat pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) tim analis Macquarie juga melihat ada cerminan faktor fundamental yang kuat sebagai penopang. Macquarie menilai bahwa dengan monetisasi dan efisiensi yang lebih baik, GOTO dipercaya bisa mendapatkan rating yang lebih baik. Macquarie menilai harga saham GOTO lebih tangguh (resilient) dibandingkan dengan harga saham perusahaan teknologi sejenis.
”Valuasi premium saham GOTO mungkin didukung oleh ekosistem digital terintegrasi yang fokus di Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara dan keunikan perusahaan sebagai wujud nyata ekosistem teknologi,” jelas riset ini.
Macquarie sendiri menilai GOTO saat ini berada pada posisi yang tepat untuk mendapatkan keuntungan dari digitalisasi yang berkelanjutan.
”Kami menyukai fokus utama GOTO di pasar digital Indonesia yang besar dan model bisnis terintegrasinya. Ini adalah satu-satunya penyedia layanan On-Demand Services (ODS), e-Commerce, dan Fintech (Teknologi Keuangan) yang terintegrasi di Indonesia.”
Rating Outperform ini mungkin segera berubah menjadi lebih positif ketika GOTO terus membuktikan kesanggupannya melipatgandakan pendapatan, mampu mengeksekusi pertumbuhan, dan melakukan efisiensi biaya.
Baca Juga: Tren Pembayaran Digital Naik Dua Kali Lipat Dibanding Tahun 2021
Hal tersebut memungkinkan diraih mengingat keunggulan GOTO sebagai satu-satunya penyedia layanan dan pemimpin pasar di masing-masing segmen baik On-demand, e-Commerce, maupun Fintech di Indonesia. Ekosistem bisnisnya melayani duapertiga dari total pengeluaran rumah tangga di Indonesia.
Di segmen On-demand, Gojek merupakan pemimpin pasar baik untuk layanan mobilitas manusia, Online Food Delivery, dan juga logistik. Segmen on-demand GOTO di Indonesia sudah mencapai margin kontribusi positif di Februari dan Maret 2022.
Adapun regulasi terbaru dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menaikkan tarif ojol, Macquarie melihat dampaknya netral karena terdapat dampak positif dan negatif secara bersamaan.
"Secara keseluruhan, kami melihat bahwa peraturan tarif baru ini memiliki kemungkinan untuk meningkatkan pendapatan pengemudi dan perusahaan dari sisi harga, tetapi volume transaksi akan terpengaruh,” terangnya.
Pada kuartal kedua tahun 2022, Gross Transaction Value (GTV) segmen bisnis layanan On-demand GOTO naik 30% Year on Year (YoY) dan revenue meningkat 41% YoY.
Sementara itu, dari segmen e-Commerce, GOTO melalui Tokopedia juga merupakan market leader di Indonesia. Platform ini merupakan e-Commerce yang paling sering dikunjungi dengan total traffic bulanan mencapai 150 juta visit.
GTV segmen bisnis e-Commerce GOTO tercatat naik 20% YoY dan pendapatan melesat 59% YoY pada kuartal kedua 2022. Macquarie menilai positif sejumlah inovasi yang dilakukan Tokopedia di bawah GOTO.
”Hal yang lebih penting lagi, GOTO telah mengintegrasikan layanan pesan-antar makanan online GoFood ke dalam aplikasi Tokopedia sebagai bagian dari sinergi lintas platform dalam ekosistemnya.”
Sedangkan di segmen bisnis Fintech melalui GoTo Financial, GOTO dinilai memiliki kekuatan sebagai satu-satunya perusahaan yang dapat memfasilitasi transaksi antara konsumen, merchant, mitra driver, dan mitra pihak ketiga melalui solusi pembayarannya yang menyeluruh.
Mulai dari: e-money dan e-wallet (GoPay), layanan keuangan (GoPayLater, GoPayLater Cicil, GoModal), payment gateway online dan offline (Midtrans), cloud POS products (Moka) dan solusi bisnis merchant (GoBiz, GoStore, dan Selly).
”GOTO juga terus meningkatkan kemampuannya dalam credit scoring dan kemampuan loan underwriting,” catatan riset Macquarie yang dengan ini layanan keuangan GOTO memungkinkan berperan maksimal dalam pendalaman inklusi keuangan khususnya untuk menjangkau masyarakat kategori unbanked dan underbanked.
Menurut data RedSeer, 38% penduduk Indonesia dan Asia Tenggara berusia 15 tahun ke atas pada tahun 2020 “Belum Terlayani Perbankan” atau tidak memiliki rekening bank. Jauh lebih tinggi dibandingkan 7% di Amerika Serikat dan 13% di China pada tahun yang sama.
Secara agregat, 55,5% penduduk Indonesia dalam status unbanked ini menandakan potensi pertumbuhan yang signifikan di pasar layanan teknologi keuangan. Apalagi menurut Bank Indonesia, penetrasi kartu kredit hanya sekitar 6% pada tahun 2020, yang mengindikasikan masih rendahnya penetrasi layanan keuangan yang signifikan.