Suara.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan apresiasinya kepada industri elektronik berkat ekspor kulkas yang mencapai 374,4 juta dolar AS.
“Apresiasi yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada seluruh jajaran Panasonic Manufacturing Indonesia atas dukungannya terhadap upaya pemerintah untuk mendorong kegiatan ekspor industri elektronika,” kata Menperin.
Ia menyebut, upaya tersebut salah satu bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah dengan pelaku industri berjalan baik.
“Diterimanya produk kulkas Panasonic ini membuktikan produk elektronika karya anak bangsa Indonesia telah diakui kualitasnya oleh pasar Internasional,” sambung dia.
Baca Juga: Lagi, Bea Cukai Yogyakarta Lepas Ekspor Produk Manufaktur ke Amerika
Indonesia sendiri dikenal sebagai salah satu negara dengan nilai ekspor kulkas tertinggi. Pada 2021 lalu, nilai ekspor kulkas dari Indonesia sebesar 374,4 juta dolar AS.
Ekspor tersebut salah satunya ditopang oleh PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) yang telah mengekspor kulkas sebanyak 40 persen dari produksi lokal ke pasar Asia dan Timur Tengah.
Kamboja merupakan negara ke-8 bagi PT PMI dalam hal destinasi ekspor kulkas, selain Jepang, Hong Kong, Malaysia, Myanmar, UAE, Kuwait dan Oman. Selain kulkas, PT PMI juga telah mengekspor produk elektronika lain, seperti produk audio, pompa air dan mesin cuci.
PT PMI telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1970. Saat ini, PT PMI memiliki sebanyak 1.990 tenaga kerja dan lebih dari 30 negara tujuan ekspor yang meliputi kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika, Eropa dan Amerika.
“Peningkatan ekspor yang dilakukan oleh PT PMI memberikan multiplier effect yang positif bagi perekonomian Indonesia, seperti penyerapan tenaga kerja maupun potensi perluasan investasi, di mana komposisi ekspor PT PMI adalah sebesar 21 persen dari total produksi di Indonesia,” kata Vice President Director PT PMI, Daniel Suhardiman.
Baca Juga: Permintaan Mobil Ramah Lingkungan Tinggi, Ekspor Korea Selatan Naik 35,9 Persen
Pada acara pelepasan ekspor kulkas tersebut, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier turut hadir langsung dan memberikan sambutan.
Dalam sambutannya, Dirjen ILMATE menyampaikan bahwa Kementerian Perindustrian memberikan perhatian penuh pada peningkatan utilisasi produsen dalam negeri serta menjaga iklim usaha industri dengan menyusun berbagai kebijakan dan instrumen.
Kebijakan dan instrumen tersebut di antaranya berupa neraca komoditas, tingkat komponen dalam negeri (TKDN), dan standardisasi.
“Berbagai kebijakan untuk meningkatkan utilitas dan menjaga iklim usaha industri sudah dikeluarkan. Salah satu program yang sedang berjalan di Kemenperin saat ini adalah neraca komoditas,” ujarnya.
Sebagian besar produk-produk elektronika dengan impor tinggi, dan industri nasional yang sudah kuat telah diusulkan untuk masuk ke dalam neraca komoditas.
“Harapannya dengan dijalankannya program ini dapat meningkatkan utilitas industri dalam negeri, mengurangi produk impor, serta mendukung program hilirisasi industri nasional,” tegas Taufiek.
Berkaca dari neraca perdagangan tahun lalu, komoditas kulkas menorehkan nilai positif. Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET) Ali Murtopo Simbolon mengajak PT PMI untuk melakukan pendalaman struktur, serta rantai pasok untuk produk kulkas dalam rangka peningkatan pemenuhan pasar domestik dan pasar ekspor.
“Oleh karena itu, kami mendorong PT PMI agar berinvestasi di sektor komponen elektronika,” ucap dia, dikutip dari Antara.
Ali menambahkan, pengembangan ekosistem untuk produk elektronika selain kulkas masih terbuka lebar, mengingat akan segera diimplementasikannya kebijakan neraca komoditas dan masih besarnya potensi pasar domestik.