Suara.com - Emiten yang bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik melalui sumber energi baru dan terbarukan yang berasal dari aliran air PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) makin serius genjot bisnis mereka dengan penunjukan beberapa anggota direksi dan komisaris baru.
"Dewan komisaris dan direksi perseroan yang baru disetujui dalam RUPST memiliki keahlian yang berbeda beda dan ahli pada bidangnya masing-masing. Ini merupakan salah satu strategi perusahaan untuk berkembang secara agresif dan juga dengan cara yang kreatif," kata Direktur Utama ARKO Aldo Henry Artoko, Jumat (23/9/2022).
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ARKO menyetujui pengangkatan Iwan Hadiantoro sebagai dewan komisaris baru. Iwan hingga kini menjadi direktur di PT United Tractors Tbk (UNTR) dan beberapa anak perusahaan UNTR.
Sebelum di UNTR, ia pernah menduduki posisi Chief of Group Treasury and Investor Relation PT Astra International (ASII), serta Direktur dan CFO PT GE Finance Indonesia.
Baca Juga: Babak Belur, Rugi GOTO Tahun 2021 Tembus Rp21 Triliun
RUPST juga mengangkat Nicko Widjaja sebagai komisaris independen baru. Nicko mempunyai pengalaman yang luas dari sisi keuangan, kewiraswastaan, maupun tech industry.
Melansir Antara, Nicko sekarang menduduki posisi CEO dari BRI Ventures, Honorary Board AMVESINDO dan Komisaris Linkaja.
"Bapak Nicko diyakini bisa memberikan sudut pandang yang kreatif dan out of the box untuk rencana rencana pengembangan bisnis ARKO ke depannya," ujar Aldo.
Satu nama baru yang diangkat sebagai direktur adalah Boy Gemino Kalauserang. Dengan latar belakang hukum dari Universitas Gadjah Mada, Boy mulai berkarir di UNTR dari 1996.
Hingga kini ia masih memegang jabatan Group Legal Advisor Pamapersada Nusantara Group, Presiden Direktur PT Unitra Nusantara Persada, Direktur PT Bhumi Jati Power, Direktur PT Energia Prima Nusantara, Direktur pada PT Unitra Persada Energia.
Baca Juga: Arkora Hydro Ditaksir Raih Laba Rp83 Milliar Pada Tahun 2022
Selama berkiprah di UNTR group, Boy sudah memiliki pengalaman yang luas di industri yang berbeda-beda dan siap untuk berkontribusi untuk perkembangan ARKO ke depan.
Selain itu, lanjut Aldp, para pemegang saham perseroan juga menyetujui untuk tidak membagikan dividen tahun buku 2021.
"Kami mendapatkan persetujuan dalam RUPST untuk tidak mengeluarkan dividen dari laba, melainkan laba yang kami peroleh menjadi laba ditahan. Laba ditahan itu kami gunakan untuk ekspansi bisnis Perseroan di tahun depan," kata Aldo.
Ia juga menjelaskan, selain dari beberapa proyek-proyek mini hidro yang sudah dimiliki perseroan untuk dikembangkan pada tahun-tahun mendatang, ARKO juga sedang membidik proyek-proyek hidro dengan skala besar 25-50 MW per proyek, yang diharapkan bisa segera memberikan kontribusi kepada bauran energi bersih di Tanah Air sekaligus bisa membantu menekan angka subsidi energi dan subsidi kelistrikan.