Bursa Saham Ditutup Melemah, Bagaimana Potensi Pasar Minggu Depan?

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 23 September 2022 | 15:37 WIB
Bursa Saham Ditutup Melemah, Bagaimana Potensi Pasar Minggu Depan?
Sejumlah karyawan saat penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/12). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah jelang akhir pekan ini, mengekor koreksi bursa saham regional Asia.

IHSG dibuka melemah 15,71 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.203,2. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 3,4 poin atau 0,33 persen ke posisi 1.029,25.

"Pada akhir pekan ini, IHSG berpeluang bergerak di kisaran 7.121-7.250," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas, Jumat (23/9/2022).

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan, kembali menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps) pada September menjadi 4,25 persen. Angka tersebut di atas estimasi ekonom, yang memperkirakan kenaikan 25 bps pada September.

Selain itu, BI juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 3,5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 5 persen.  Langkah ini bertujuan meredam inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Sementara, Bursa ekuitas AS pada Kamis (22/9) ditutup turun dan merupakan penurunan harian ketiga berturut-turut karena meningkatnya kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga agresif  The Fed yang mendorong ekonomi ke dalam resesi sehingga mengurangi minat investor untuk mengambil keputusan yang berisiko.

Penurunan kemarin terjadi setelah The Fed pada Rabu (21/9/2022) mempertahankan sifat agresifnya, menaikkan suku bunga acuan 75 bps lagi, dan memprediksi akan membawa suku bunga acuan ke level 4,4 persen hingga akhir 2022.

Bank sentral lain di seluruh dunia mengikuti jejak The Fed dan menerapkan kebijakan mereka sendiri yang cukup agresif.

Saham teknologi dan semikonduktor yang berorientasi pada pertumbuhan melemah di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: BI Diprediksi Naikkan Suku Bunga Hingga 5% Pada Akhir Tahun Hingga 2023

Sektor industri dan konsumen adalah sektor S&P 500 dengan kinerja terburuk, masing-masing turun 1,7 persen dan 2,2 persen, karena ketergantungan mereka pada ekonomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI