Kenaikan Suku Bunga BI Bikin Cicilan Motor, Mobil, dan KPR Makin Mahal? Begini Penjelasannya

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 23 September 2022 | 14:29 WIB
Kenaikan Suku Bunga BI Bikin Cicilan Motor, Mobil, dan KPR Makin Mahal? Begini Penjelasannya
Ilustrasi kredit mobiil [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia kembali mengumumkan kenaikan suku bunga  acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps), dari sebelumnya 3,75 persen menjadi 4,25 persen.

Di samping itu, suku bunga Deposit Facility juga naik 50 bps menjadi 3,50 persen. Kondisi yang sama terjadi di suku bunga Lending Facility yang naik 50 bps menjadi 5 persen. Dampaknya, bunga cicilan motor, mobil, bahkan KPR atau kredit pemilikan rumah juga akan naik. 

Padahal BI baru saja menaikkan suku bunga pada pertengahan Agustus lalu. Itu berarti, dalam jangka waktu satu bulan, BI telah menaikkan suku bunga dua kali. Suku bunga yang naik bisa berdampak pada keengganan pelaku usaha atau masyarakat umum untuk meminjam ke bank karena bunga yang tinggi.

Permintaan dan daya beli konsumen untuk produk-produk kredit seperti mobil, motor, dan KPR pun menjadi lemah. Untuk mengatasinya, perbankan atau penyedia jasa kredit bisa menawarkan promo bunga fix rate selama beberapa tahun ke depan. 

Baca Juga: Alasan Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 4,25 Persen

Padahal, kenaikan suku bisa bisa membuat biaya pinjaman makin mahal sehingga inflasi terjaga dan berdampak pada daya beli sampai di tingkat rumah tangga.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Wajiyo dalam konferensi pers virtual Kamis (22/9/2022). Dia menambahkan meskipun tingkat inflasi masih aman, antisipasi harus dilakukan sedini mungkin. 

"Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loading, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran pada paruh kedua 2023," ujarnya. 

Faktor lain yang mempengaruhi inflasi adalah kenaikan harga BBM serta tarif angkutan umum. Namun, kebijakan kenaikan bunga acuan ini tak akan berdampak langsung pada masyarakat. Penny menambahkan setidaknya butuh waktu hingga empat kuartal untuk melihat hasilnya. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dengan adanya tren kenaikan suku bunga global akibat tingginya inflasi berimplikasi langsung terhadap sejumlah kemampuan ekonomi masyarakat, salah satunya soal membeli rumah.

Baca Juga: Properti di Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten Paling Banyak Dicari Sepanjang 2022

Dia bilang dengan terus naiknya suku bunga global makin membuat masyarakat yang memiliki penghasilan rendah akan sulit untuk mendapatkan rumah yang mereka inginkan karena bunga kredit yang tinggi.

"Untuk membeli rumah 15 tahun mencicil di awal berat, suku bunga dulu, principal-nya di belakang," kata Sri Mulyani dalam webinar bertajuk Securitization Summit 2022: Unlocking Securitization Role in Developing Sustainable Finance, di Jakarta bulan lalu. 

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI