Suara.com - Ekonom dari Center For Economic And Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adinegara meramal suku bunga kredit pinjaman UMKM bakal naik, imbas dari kenaikan suku bungan acuan atau BI 7-Day Repo Rate menjadi 4,25%.
Padahal, saat ini para pelaku usaha UMKM telah mengeluh bunga bank mahal, tentu diluar dari subsidi bunga KUR.
"Setelah naiknya bunga acuan secara agresif maka bunga pinjaman nasabah umkm akan naik cukup tajam," ujarnya dalam ketarangan di Jakarta, Jumat (23/9/2022).
Bhima menuturkan, meski masih memiliki likuiditas yang longgar, tetapi nampaknya perbankan bakal segera lakukan penyesuai bunga pinjaman.
Baca Juga: Di Hari Kedua, Pendaftaran BLT UMKM di Bontang Baru 600 Pelamar
Sehingga, lanjutnya, kondisi tersebut menyurutkan masyarakat hingga pelaku usaha mengajukam pinjaman bank.
"Bunga jadi lebih mahal, sementara permintaan konsumen lemah. Untuk kredit konsumsi seperti KPR dan kredit kendaraan bermotor dalam beberapa bulan kedepan awan cukup gelap," ucap dia.
Maka dari itu, Bhima menyarankan, perbankan harus mencari cara agar nasabah atau pelaku usaha masih tertarik meminjam.
"Misalnya promo bunga fix rate untuk KPR diperpanjang hingga 5 tahun," kata dia.
Sebelumnya, Bank Sentral Indonesia (BI) kembali menaikkan level suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 4,25%.
Baca Juga: Melalui Growpreneur, BRI Dorong UKM Tingkatkan Kapabilitas dan Kualitas Produk
Keputusan ini setelah Bank Indonesia menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada tanggal 21-22 September 2022.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4,25%," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (22/9/2022).
Dalam RDG, Perry menuturkan, BI juga menaikkan suku bunga Deposit Facility menjadi 3,5%. Dan suku bunga Lending Facility juga naik menjadi 5%.