"Kami mendukung kemitraan ekspor yang harus digali potensi-potensi petani milenial di tiap sentra produksi. Niscaya, dari para petani milenial tersebut, produksi vanili Indonesia mampu menguasai 80% lebih pasar vanili dunia. Ini harapan saya," ucapnya.
Hal senada dikatakan Plt. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Baginda Siagian bahwa potensi pengembangan budidaya dan pasar vanili sangat menjanjikan karena kebutuhan dunia cukup besar (bisa mencapai 8-10 ribu ton/tahun) tetapi produksi terbatas, hanya 5-6 ribu ton/tahun. Saat ini hanya Indonesia, Madagaskar, PNG, Meksiko dan China yang merupakan 5 besar produsen Vanili Dunia.
Tantangan lain adalah industrialisasi produk di Indonesia yang belum berkembang luas walaupun potensi daerah penghasil vanili cukup banyak, NTT salah satu unggulan vanili Indonesia. Kedepan, solusi kemitraan produksi dan ekspor bisa menjadi solusi berkembangnya hilirisasi vanili di Indonesia dan Ditjen. Perkebunan akan berada di scope tersebut untuk mendukung hilirisasi yang berkelanjutan.